-->

Type something and hit enter

On
advertise here


Saat di kafe, Soo Ho mengatakan alasan sebenarnya ia tinggaldi rumah Bo Nui.

"Aku harus ke sana. Harus kuperlihatkan
bahwa semua baik-baik saja meskipun kami bersama. Si penakut itu, mungkin dia merasa terpojok. Aku harus bersamanya untuk membuktikan padanya kalau semua makin membaik."

"Apa? Apa yang membuat Bo Nui begitu khawatir?"

"Dia akan mengira semua salahnya. Perusahaan, aku jadi seperti ini. Kalau dia mengira salahnya, makanya wanita berhati lemah itu, mungkin akan meninggalkanku.


"Karena itu kau meminta Won Dae Hae begitu? Karena kalau dia tahu orang yang diperkenalkannya membuka pintu untuk si pelaku... Benar! Dia bisa jadi berpikiran begitu. Kalau bukan demi dia Won Dae Hae tak bakalan di Zeze."

"Setelah kutangkap semua, setelah kudapatkan ransomwaren-ya, aku tak akan kehilangan dia."



Dal Nim tiba-tiba bertanya apa arti cinta pada Bo Nui. "Cinta. Sesuatu yang sangat berharga. Sesuatu yang membahagiakan dan penuh kasih sayang. Meski agak sedikit menakutkan, bukan begitu?" Jawab Bo Nui.

Dal Nim menyadari bahwa Bo Nui sangat mencintai Soo Ho. Lalu berpesan kalau Bo Nui tak boleh sampai kehilangan Soo Ho apa yang terjadi.

Kemudian Dal Nim minum daro botol yang ada stiker Gary-nya. Ia kaget, "Manusia kelas atas nan tampan tak cocok buatku! Aku maunya yang agak jelek dikit! Apa yang terjadi padaku? Mata! Mataku, kenapa kalian lakukan ini padaku. Jangan begini! Oh ampun, jeleknya! Bagaimana ini?" Sambil membuang stiker Gary.


Lalu Dal Nim berlari ke Ryang Ha. Menatapnya lekat-lekat.

"Kau sudah makan?" Tanya Ryang Ha.

"Murahan sekali!" Lalu Bo Nui kembali berlari menjauh.

Ryang Ha menyesali pertanyaannya barusan, kok bisa-bisanya ia memakai kata itu.


Soo Ho menjemput Bo nui di kantor untuk pulang bersama naik bis.

"Bo Nui. Setelah sebulan, 2 bulan, bahkan setahun. Kau akan menggandeng tanganku, kan? Janji?"

Bo Nui mengangguk.

Sesampainya di rumah mereka melakukan apapun bersama-sama, mulai dari sikat gigi, nyuci-nyuci, bahkan Bo Nui memotong kuku Soo Ho. Dan sebagai imbalannya SOo Ho menggendong Bo Nui keliling rumah.

Narasi Bo Nui: Kutemukan sesuatu yang sangat kupercaya. Kata-kata orang ini. Mata orang ini. Waktu yang kuhabiskan bersamanya orang ini. Bahwa semua akan baik-baik saja. aku ingin terus percaya itu. Andai saja semua hari seperti hari ini... Seperti hari ini... Seperti hari ini.


Setelah Bo Nui tertidur, Soo Ho diam-diam membuka laptopnya.

Paginya, Soo Ho bertemu dengan Amy. Amy memuji kalau SOo Ho masih kelihatan santai. Lalu Soo Ho minta Amy untuk mengatakan hasil keputusan IM.

"Jadi... K.O. Aku jatuh dari atas ring. Mungkin aku bye bye dengan IM." Jawab Amy.

"Kau pasti terlalu memaksakan diri. Semestinya jangan begitu. Pada akhirnya, Zeze yang harus menangani hal ini. Tak perlu bertindak sejauh ini."

"Kenapa kau menggunakan Kata-kata indah? Hei. Kau pura-pura peduli, kan? Tidak perlu. Kentara sekali."

Berhubung mereka bicara, Amy membahas sesuatu, namun scene kemudian beralih.


Seung Hyun mengatakan pada semuanya di kantor bahwa pelakukanya adalah Park Ha Sang setelah hasil penyidikan polisi keluar.

"Konsep game yang beredar sangat mirip milik kita. Dasar. Mereka tak bisa mencurinya jadi menghancurkan punya kita." Tanggapan mereka.

Dal Nim menjelaskan pada Bo Nui kalau Park Ha Sang itu adalah pelaku yang juga mencuri Beta Genius 2.

Jon Bal penasaran, bagaimana bisa Park Ha Sang menembus keamanan pintu masuk kantor mereka. Tapi kemudian Dae Kwon mengejutkan mereka karena ia menemukan file recovery untuk ransomware-nya!

Bo Nui mengujinya dan ternyata Berhasil!


Soo Ho dan paman Ahn di kantor Daebak Soft senang karena pekerjaan mereka ada sukses. lalu mereka saling berjabat tangan. Soo Ho sangat berterimakasih pada Paman Ahn.


Kemudian Ibu Soo Ho datang. Paman AHn yang bilang pada Ibu mengenai Soo Ho. Kemudian paman Ahn meninggalkan mereka berdua.

Ibu memberikan buku tabungan beserta stempelnya pada Soo Ho, katanya itu uang yang selama ini diberikan Soo Ho untuknya, sebenarnya ibu mau memberikan itu saat Soo Ho menikah. Ibu juga menyampaikan pesan ayah.

"Ayahmu meminta Ibu memberikannya padamu. Sertifikat perikanan kita. Dia bicara pada real estate kalau terjual, Ayahmu ingin kau gunakan uangnya."

Soo Ho menyuruh Ibu untuk membawa pulang kembali semua itu. Ibu memaksa, toh selama ini mereka belum melakukan apapun untuk Soo Ho baik selama Soo Ho di Korea maupun Amerika.

"Justru karena aku tak membutuhkannya. Biarkan saja tempat mancingnya." Jawab Soo Ho.

"Kalau ada apa-apa, kamu harus bilang ya?"


Lalu Ibu mengeluarkan hadiah untuk Bo Nui, bahkan secara khusus menambahkan gantungan macan supaya lebih kuat. Lalu ibu ingat kalau SOo Ho itu juga adalah macan.

"Pantas saja kalian tampak serasi!" Ujar Ibu.

Bahkan ibu menyarankan untuk menetapkan tanggan saat musim gugur nanti. Mereka bisa pergi ke dukun yang luar bisa itu untuk melihat kecocokan mereka.

Soo Ho menunjukkan muka tidak setuju. Ibu mengerti. Tapi masih membahas dukun yang ramalannya sangat akurat bahwa ada rakun jahat di dekat Soo Ho.



Amy menyapa semua staf Zeze, ia memutuskan untuk mengosongkan kantornya. Ini hari terakhirnya di IM, Saat ini ia dan IM 50:50, ia juga ingin santai.

Kemudian Amy berbicara dengan Bo Nui. Amy minta maaf pada Bo Nui atas semuanya, ia tahu namun pura-pura tak tahu Kalau Je Soo Ho menemukan orang yang lebih darinya. Mungkin itu sebabnya ia jutek pada Bo Nui.

"Beberapa hari lalu, aku bertemu Soo Ho. Misi khusus dari Ayahku. Ayah memintaku membawanya. Beliau ingin menyelesaikan risetnya yang sudah 10 tahun. Tapi... tahu apa yang dikatakan Soo Ho?"

-= Kilas Balik =-


Saat ketemu dengan Amy tadi, Soo menolak tawaran itu, ia suka semuanya sekarang ini, bersama Bo Nui.

-= Kilas balik selesai =-

Amy mengatakan kalau Soo Ho terlihat sangat bahagia. Dan kebahagiaan itu Bo Nui lah yang memberikannya.

"Jadi... kau harus bahagia. Kalian berdua."

Bo Nui malah iri dengan Amy yang baginya sangat hebat, pintar, percaya diri dan cukup cantik untuk bisa dicintai siapa saja.

Amy heran, orang yang paling membuatnya iri malah balik iri kepadanya. Ia bercanda mengajak Bo Nui tukeran saja. Dan begitulah suasana diantara mereka jadi mencair.


Bo Nui mendapat telfon dari suster Kim kalau Bo Ra sudah membaik. Bo Nui bergegas ke rumah sakit, ia mau menelfon Soo Ho tapi tidak jadi. Bo Nui memutuskan untuk menemui Bo Ra seorang diri.

"Eonni." Panggil Bo Ra.

Bo Nui lega, semuanya baik-baik saja. Ia memegang tangan Bo Ra dan menyuruh Bo Ra untuk terus membaik, cepat sembuh dengan begitu mereka bisa hidup bersama. "Terima kasih Bo Ra."

Narasi Bo Nui: Kutukan itu, sekarang sudah berakhir? Bo Ra dan Daepyonim semua akan baik-baik saja, kan?


Di luar apartemen ada sekarung garam, dan sekarung kacang merah. serta ada tulisan kalau ada yang butuh boleh ambil.

Soo Ho datang dan melihat itu, ia tersenyum ditambah saat ia melihat meja di dalam rumah telah kosong dari pernak pernik jimat dan lilin.

Soo Ho memberikan Bo Nui pelukan karena telah melakukan hal bagus.

Bo Nui mengatakan kalau Bo ra sudah mampu bicara walaupun hanya kata "Eonni" saja yang terucap tapi setidaknya ia sudah bisa mendengar suaranya.

Soo Ho turut senang, lalu ia mengajak Bo Nui ke rumah sakit sekarang juga tapi kemudian ia sadar kalau ini sudah larut jadi ia mengajak kesananya besok saja. Bo Nui menjawab kalau ia sudah melihat Bo Ra.

"Sudah? Tanpa jimatmu?" Tanya Soo Ho  sambil menunjuk dirinya sendiri.

Bo Nui tersenyum membenarkan.

"Hari ini hari spesial ya? Bo Nuiku dilahirkan kembali?"

"Kamu bilang semua akan baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja, apapun yang terjadi semua akan baik-baik saja."

"Semua akan baik-baik saja. Kamu pasti akan baik-baik saja."


Sambil melipat kaos kaki Bo Nui mengingatkan kalau Besok sudah minggu pertama lho ya.

"Kamu beneran mau mengusirku?"

"Mau sampai kapan begini?"

Lalu Soo Ho memberikan kado untuk Bo Nui, Tas dari ibunya dan gaun pemberiannya. Soo Ho mengajaknya kencan besok.

"Dan asal tahu saja, kamu tahu aku suka "yes" kan? Yes, yes... Jadi... kalau aku bilang kita harus makan dan minum, kalau aku bilang kita harus melakukan apapun, kamu harus bilang "yes"." Syarat Soo Ho.


Bo Nui tidak bisa tidur sendirian akhirnya ia menyusul Soo Ho dan berbaring di pelukannya. SOo Ho sadar ada Bo Nui dan ia melingkarkan tangannya di pundak Bo Nui.


Di kantor Bo Nui bercerita pada Dal Nim. Nal Nim yakin 100% itu pasti lamaran. Dal Nim yakin kalau Soo Ho akan memilih tanggalnya (Tanggal pernikahan mereka).

"Daepyonim... benar-benar oke kalau kencan."

"Meskipun tak kuajari, dia tahu harus bagaimana. Benar-benar jenius." Ujar Bo Nui

"Kau pasti bangga sekali."

"Dal Nim. Aku... bisakah sekarang aku bahagia?"

"Kenapa ngomong begitu? Kau harus bahagia."


Soo Ho bersiap di rumah, tak lupa, ia membawa cincin lamarannya. Bo Nui juga merapikan diri sebelum berangkat ke tempat janjian. Soo Ho mampir dulu ke toko bunga, ia memilih mawar pink.

Bo Nui sudah keluar dari gedung dan ia mendapat telfon dari Bis Won yang menyuruhnya untuk datang.


Bo Nui datang ke kantor polisi, ia melihat Bos Won ditanya-tanyai oleh petugas. Bo Nui mendekat. Bos WOn membantah dituduh sebagai komplotan Park Ha Sang.

Dari situlah Bo Nui tahu kalau Bos Won yang membukakan pintu untuk pelaku.

"Kenapa Anda lakukan ini padaku? Katakan bukan salahku. Ini bukan salahku! Aku hanya... Kebetulan saja hal buruk terjadi... Aku... aku baru saja mempercayai itu! Tapi kalau Sajangnim kalau Anda laklukan ini, aku harus bagaimana? Aku harus bagaimana? Bisa-bisanya Anda seperti ini?"

Soo Ho menunggu luamaa di restaurant, ia berkali-kali berlatih bagaimana cara memberikan cincin untuk Bo Nui secara tepat.


Bo Nui melamun sepanjang perjalanan, memikirkan kembali kalau semua yang menimpa Soo Ho adalah akibat kutukannya, ditambah kata-kata dukun yang terus terngiang di telinganya.

Bo Nui terus membantahnya Tidak... Tidak... Tidak...

Bo Nui menghubungi Soo Ho dengan nada putus asanya "Daepyonim... Aku ingin bertemu. Amat sangat ingin bertemu... Katakan padaku... tidak benar. semua akan baik-baik saja...

Soo Ho bertanya dimana Bo Nui sekarang dan langsung bergegas menuju ke sana.


Soo Ho menyembunyikan buket bunga yang dibawanya dibelakang punggung. Ia melambai pada Bo Nui sambil menunggu lampu hijau menyala, karena Bo Nui ada di seberang. Lalu Soo Ho menunjukkan bunganya.

Narasi Bo Nui: Benar. Tidak... Dia akan bilang baik-baik saja.

Lampu hijau menyala, Bo Nui berlari ke arah Soo Ho dan sebaliknya sama seperti di mim[i Bo Ra.


Mobilnya juga ada, melaju sangat kencang. Soo Ho menyadari itu lalu ia mendorong Bo Nui hingga akhirnya ia yang tertabrak. Bunganya terlempar.

Bo Nui tercengang, kata-kata dukun kembali terngiang

"Yang tersisa hanyalah tubuhnya, Bahkan hal terakhir yang dimilikinya akan hancur oleh kesialanmu."

"Tidak... Tidak... tidak." Ujarnya dan perlahan airmatanya turun.



Epilogue:



-=Orang itu=-

Bo Nui mengemasi semua garam dan kacang merah yang ia punya ke dalam karung lalu menulis pesan diatasnya.

"Silakan ambil kalau butuh. Kacang merah"

Bo Nui berucap: Selama ini aku sangat berterima kasih. Aku sangat mengandalkanmu. Tapi...mulai hari ini dan seterusnya, aku ingin mengandalkannya. Aku ingin percaya kata-katanya, bersandar pada hatinya. Aku ingin hidup seperti itu. Aku... bisa melakukannya, kan?


Click to comment