-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Gary berlatih tenis, Amy mendatanginya dan merebut raketnya. "Kau dicampakkan?" tanya Amy.

Gary menjawab Kalau serve pertama gagal, masih ada yang kedua. Kalau kalah di set pertama, akan ia coba di set kedua. Lalu ia meminta raketnya kembali. Amy juga setuju dengan kata-kata Gary jadi ia memberikan kembali raketnya.



Dal Nim iri mendengar Bo Nui yang ditembak dua cowok sekaligus, namun ia turut senang. Dal Nim bisa menebak kalau salah satunya adalah Gary. Bo Nui mengatakan kalau semuanya akan segera berakhir karena Gary juga akan kembali ke Kanada.

Dal Nim penasaran yang satunya lagi. Bo Nui menjawab kalau Dal Nim tak kenal orang itu.

"Eh... pergaulanmu tuh sekelumit saja mana mungkin aku tak kenal? Jangan-jangan... orang itu, ya? Orang yang terus menyentuhmu lembut seperti hembusan angin."

"Mungkin hanya sementara. Setelah berlalu, akan kuingat dan besyukur betapa hangatnya hembusan angin itu. Akan kuingat dengan senyuman. Itu sudah lebih dari cukup buatku."

Dal Nim memberi petuah, tidak mudah memiliki cinta yang berbalas, seperti halnya hembusan angin, ikuti hembusan angin dan terbanglah ke arahnya. Dal Nim tak mau, ia minta tips untuk menolak pria pada Dal Nim.

Dal Nim tersinggung, boro-boro nolak pria, cintanya berbalas aja gak pernah.

Bo Nui naik bis, ia membuka jendela untuk menghirup udara segar.


Soo Ho menelfon Ryang Ha untuk mengetes ponselnya nyambung atau tidak, ia menyuruh Ryang Ha untuk menelfon balik karena ia rasa ia tidak bisa menerima telfon.

"Jangan ganggu aku, telepon Bo Nui secepatnya." Suruh Ryang Ha.

"Gak mau." Jawab Soo Ho.

Setelah menutup telfon, bel pintu rumahnya berbunyi. Soo Ho langsung berlari membukakan pintu, namun yang datang adalah Amy.


Tanpa dipersilahkan masuk, Amy nyelonong saja. Dia mengeluarkan berbagai macam minuman untuk Soo Ho. lalu hendak memasukkannya ke dalam kulkas, ia melihat toples garam dan kacang merah ada di dalam juga ada 3 mangkuk makanan. Soo Ho mengatakan kalau Amy tak perlu membawa semua minuman itu, ia tidak memerlukannya.

Amy tak peduli, ia tetap memasukkan barang bawaannya ke dalam kulkas, "Meskipun aku begini, aku ini sports agent. Soal makanan bernutrisi, aku tahu betul."

Soo Ho menyuruh Amy menggunakan pengetahuannya itu untuk Gary. Ia tak apa-apa. Amy menjawab kemungkinan bahwa Gary lebih membutuhkan Bo Nui daripada dirinya.

"Kau tahu? Mereka berdua-"

"Jangan teruskan. Aku tak mau mendengarnya."

"Benar. Kau paling tak suka membicarakan orang lain. Maaf deh."

"Aku menyukainya. Itu sebabnya aku tak suka mendengarnya."

"Tidak mungkin ah. Kau sekarang ini berkhayal. Cinta itu apa, kau bahkan tidak tahu."

Soo Ho akan mencari tahu, cinta atau bukan. Amy bertanya, apa mereka berdua sudah pacaran. Soo Ho menjawab belum. Amy mengerti, kalau begitu ya sudah, ia balik dulu.


Bo Nui sampai di depan rumah Soo Ho, ia putar balik lalu balik jalan lagi ke arah pintu gerbang. Tepat saat itu ia melihat Amy dan Soo Ho keluar. Bo Nui memutuskan untuk berhenti.

"Sudah menyakitimu, apa aku dapat hukuman? Mungkin kau sedikit goyah. Karena untuk bisa balik ke sini, aku butuh waktu lama."

"Jangan begitu."

"Aku Han Seol Hee. Yang dulu segalanya bagimu."

Amy memegang pipi Soo Ho, Bo Nui tak bisa melihatnya lagi, ia bersembunyi di balik tembok. Amy melarang Soo Ho sakit lagi karena itu membuatnya sedih. Lalu ia pergi. Soo Ho kembali masuk ke rumahnya dan Bo Nui tak jadi bertamu.


Bos Won menerima arahan dari sesama satpam untuk menjaga kantor Zeze. Bos Won tak menyangka kalau pengamanannya berlapis-laspi. Satpam menjelaskan kalau keamanan adalah segalanya untuk perusahaan IT.

"Kau selesaikan tugasmu untuk shift malam?" Tanya Satpam.

"Ah, tentu saja. Julukan Won Dae Hae adalah Won Kkom Kkom (teliti). Kutulis di sini. Ada beberapa orang yang mabuk antara jam 11 sampai jam 1 diri hari. Orang itu ayahnya Je Daepyo. Dia tak boleh masuk. Je Daepyo... aku kasihan padanya. Pantas saja dia sangat sensitif. Kepribadian kita dibentuk sejak dini. Dia tak membolehkan Ayahnya sendiri ke kantornya..."

Pak satpam menghentikan omongan Boss Won karena Soo Ho datang. Boss WOn langsung memberi hormat pada Soo Ho.

Soo Ho menanyakan kerjaan Boss Won. Boss WOn menjawab kalau Zeze bagaikan surga jadi semuanya baik.

Soo Ho lalu mendekati Boss Won, ia memerintahkan bos Won untuk mengatakan betapa bagusnya kantor Zeze saat bertemu dengan orang.

"Ah, pada Bo Nui?" Tanya Bos Won.

"Tidak! Maksudku pada karyawan di gedung ini..."

"Iya deh. Akan kukatakaan pada Bo Nui juga-"

"Bo Nui memang karyawan sini tapi katakan pada karyawan lain. Selamat bekerja."

melihat gelagat Soo Ho, Bos Won yakin Pasti ada sesuatu.


Soo Ho sengaja menunggu Bo Nui di depan lift bahkan ia menyuruh Dae Kwon untuk naik duluan dan tidak menanggapai pertanyaan Dae Kwon mengenai kejadian kamarin malam, demi bisa berdua bersama Bo Nui.

Akhirnya ia bisa berdua dengan Bo Nui. Soo Ho mengatakan kalau mereka bertemu lagi setelah 28 jam 15 menit.

"Tak ada yang mau kaukatakan padaku?" Tanya Soo Ho.

"Tidak. Tak ada."


Staff lain di kantor membicarakan sikap Soo Ho setelah mendengar cerita dae Kwon tadi. Mereka bersiap mengundurkan diri karena mengira kalau Soo Ho beneran marah.

Soo Ho dan Bo Nui masuk ke kantor. SOo Ho mendengar kalau semua berkata kalau ia sedang marah dan ia tidak mengerti ada apa.

"Daepyonim... mereka yang menceburkan Anda di kolam. Mereka mau menyerahkan surat pengunduran diri." Jelas Seung Hyun.

Hyun Bin malah menyerahkan surat pengunduran dirinya sekarang sambil mengatakan maaf. Soo Ho meremas surat itu dan melemparnya ke lantai.

"Perusahaan macam apa yang karyawannya menyerahkan resign seperti makan? Air mata apaan!" Marah Soo Ho.

Soo Ho mengingatkan kalau tersisa 4 minggu lagi untuk versi beta. Ia menanyakan apa sudah menyusun skedul untuk masing-masing staff. Dal Nim menjawab kalau siang ini akan ia serahkan pada Soo Ho.

"Wawancaranya Gary Choi? Kalian menyaksikannya?" Tanya Soo Ho dan semuanya kelupaan.

"Kalian, ini Zeze. Jangan kerja keras, lakukan kerjamu dengan baik..." Soo Ho melirik Bo Nui lalu melanjutkan "Itu yang harusnya kalian lakukan. Aku sangat mengharapkan kalian... Aku mengandalkan kalian." Lalu ia masuk ke ruangannya.

Yang lain pada heran dengan sikap Soo Ho barusan. Mereka mengit=ra kalau otak SOo Ho jadi hang setelah diceburkan ke kolam kemarin.


Dal Nim menenyakan apa Bo Nui sudah menolak keduanya. Bo Nui sih maunya begitu, baginya kencan adalah hal mewah.

"Kau nyerah gitu saja? Kalau aku ga bakalan nyerah!" Ucap Dal Nim.


Selanjutnya Dal Nim mempraktekkan apa yang diperolehnya dari Ryang Ha malam itu. Karena Dal Nim nangisnya makin keras, rayng ha tidak punya pilihan lain selain memberitahu Dal Nim tentang Soo Ho.

"Bab 1 : Membuat Je Soo Ho klepek-klepek" -> Tenang, sok jual mahal, Yang pede.

Dal Nim mengetuk pintu ruangan Soo Ho namun tak kunjung dijawab, ia pun masuk saja dan marah-marah.

"Anda tahu berapa kali aku mengetuk?"

Dal Nim menyerahkan scedul yang harus ditandatangani Soo Ho, ia mengatakannya dengan cuek dan sok jual mahal. Ia melengkapi sikapnya dengan kipas-kipas menggunakan tangannya.

Soo Ho mengira kalau Dal Nim kepanasan, ia juga meras begitu soalnya dan malah membahas pamanasan global akibat ulah mausia sambil betjalan ke kulkas untuk mengambilkan minum.

Soo Ho memberikan botol minuman ke Dal Nim. dal Nim langsung diam seribu bahasa. Ditambah Soo Ho yang semakin mendekatkan wajahnya, taunya dia hanya mengambil gambar gary yang tertempel di botol minuman tersebut.

"Manis abis!" Batin Dal Nim.


Dal Nim langsung laporan pada Ryang Ha, ia mengatakan kalau tips yang Ryang Ha berikan mujarab, efeknya langsung. Ryang ha tak percaya.

Setelah Dal Nim pergi ia bergumam kalau ia memberi tips supaya Dal Nim ditolak Soo Ho.

Amy mengajak Bo Nui makan siang bersama, ia minta maaf atas kejadian kemarin yang memarahi Bo Nui tanpa alasan. Bo Nui juga minta maaf.

Amy berharap kalau Bo Nui bisa jadian dengan Gary, Setelah  mengalaminya, ia jadi mengerti bagaimana perasaaan Gary.

"Aku... ingin baikan dengan Soo Ho lagi. Soo Ho bilang. Dulu aku segalanya baginya. Tapi bagiku dia sama. Dulu... kami saling memiliki. Ini... tolong rahasiakan hal ini ya? Kalau berjalan lancar, akan kuberitahukan pada semua nanti." Ujar Amy.


Ryang Ha menegur Soo Ho yang melakukan hal gila, datang subuh-subuh ke rumah wanita lalu menyatakan perasaan. Soo Ho menjawab kalau saat itu pikirannya masih waras.

"Nih anak... entah ada apa denganmu. Hei, maling saja jam segitu tak mau mencuri. Wanita mana coba yang mau nerima? Sekarang rasa suka wanita itu mungkin malah hilang." Tanggap Ryang Ha.

"Apa itu sebabnya dia marah padaku?"

"Soal begini leletnya minta ampun. Aduh... Hei, aku senang kau punya hasrat untuk kencan, tapi kurasa kau harus banyak belajar. Kita latihan saja. Go."

Ayah mengikuti Ibu Soo Ho yang membawa sup ikan buatannya. Ternyata kali ini Ibu membawa sup itu ke dukun. Ayah lalu kembali.


Ayah mampir ke gedung apartemen Soo Ho, sekarang ia ada di depan dan saat Soo Ho keluar ia bersembunyi.

Ayah melihat kalau Soo Ho akrab dengan paman Ahh. Kemudian Ryang Ha keluar, ia mengatakan kalau Soo Ho dan paman AHn itu mirip tingginya, bahunya dan matanya. Orang lain bakalan mengira mereka itu adalah ayah dan anak!

"Sama sekali tak masuk akal! Selamat siang!" Jawab Paman Ahn.

Ryang Ha lalu mengajak Soo Ho jalan. Ayah membaca box di sekuter paman Ahn disana tertulis "Ayam Young Il"


Ayah lanjut jalan, pikirannya tidak fokus, ia santai aja jalan di tengah jalan beraspal. Ada mobil lewat pun ia tidak minggir, akhirnya mobil itu yang cari jalan lain. Lalu tak sengaja paman Ahn melintas dengan sekuternya dan hampir saja menabrak ayah.

Ayah dan paman sama-sama jatuh. Paman memaksa Ayah untuk ke rumah sakit tapi ayah tak menanggapinya, Paman Ahn kemudian memberikan kartu namanya dan meminta Ayah untuk menelfonnya jika ada sesuatu dengan tubuh Ayah.


Ryang Ha sudah mendandani Soo Ho, memakai jas dan kemeja namun bawahannya masih tetap pendek selutut. 

Ryang Ha kemudianmenunjukkan gambar restaurant kepada Soo Ho, ia menyuruh Soo Ho menelfon.

"Restorannya?" Tanya Soo Ho.

"Bukan! Ya Bo Nui-lah! Aku sudah pesan tempat di restoran ini. Untuk makan malam. Jadi kencanlah dengan Bo Nui."

"Kalau dia tak mau?"

"Menyedihkan sekali. Tapi kau harus menggunakan kekuasaanmu."


Bo Nui sekarang sedang bersih-bersih di rumah sakit Bo Ra. Soo Ho mengiriminya pesan serta lokasi tempat kencan mereka.

"Malam ini, jam 7! Harus datang."

Setelah membaca sms Soo Ho, telpon pun masuk.

"Hei, sudah baca sms-ku?"
"Iya."
"Tak boleh bilang tidak!"
"Aku akan ke sana."
"Harus!"
"Iya."
"Janji"
"iya"

Ryang Ha dan Soo Ho bersorak mendengar jawaban Bo Nui.


Bo Nui kembali bersih-bersih. Suster Kim menghampirinya untuk menyuruhnya berhenti. Bo Nui melakuka itu sebagai dedikasi dan kepeduliannya. Ia... hanya butuh Bo Ra dalam hidupnya.

"Kau sangat peduli padanya." Ujar Suster Kim.


Bo Nui berangkat ke tempat janjiannya dengan Soo Ho, ia melintas kedai ayam Paman Ahn. Disana ada seorang yang membuat keributan, Bo Nui pun mempir.

Yang membuat keributan adalah AYahnya Soo Ho. Paman Ahn menjelaskan kalau dirinya hampir menabrak orang itu dan sekarang setelah mabuk malah memporak-porandakan restaurannya.

Bo Nui melihat orang itu dan mengenalinya sebagai ayahnya Soo Ho. meendengar kalau itu ayahnya Soo Ho, paman Ahn menyuruh Bo Nui untuk keluar.

"Benar. Aku ayahnya Je Soo Ho. Bukan kau! Je Mul Po adalah ayahnya Je Soo Ho!" Teriak ayah.

Paman Ahn kembali masuk setelah menyuruh Bo Nui keluar. Bo Nui di luar menghubungi Soo Ho menyampaikan mengenai ayahnya. Soo Ho saat ini sudah menunggu di restaurant yang dipesan Ryang Ha.


Paman Ahn mengingat Ayah Soo Ho sekarang sebagai tetangga Ibu Soo Ho.

"Anda mengenaliku?" tanya paman.

"Tidak! Orang Seoul macam kau yang memilih gadis kampung untuk apa aku harus tahu?"

"Aduh, sepertinya Anda salah paham. Tapi aku--"

Ayah tidak peduli, ia memberantakkan barang-barang yang lain "Jangan mimpi! Entah kenapa kau ada di dekat istri dan anakku! Tapi Je Soo Ho, anak itu adalah anakku! Dia anakku!"

Soo Ho sampai di sana, Saat itu ayahnya sudah terbaring di lantai. Soo Ho minta maaf pada Paman Ahn. Paman Ahn tidak apa-apa ia menyuruh Soo Ho untuk membawa ayahnya pulang saja.

"Dia anakku! Lihat baik-baik! Meski bumi gonjang-ganjing! Dia... si jenius ini, nakku! Ngerti kau?" Teriak Ayah.


Saat Soo Ho membopong ayahnya keluar saat itu pula taxi ibunya berhenti. Ibu melihat paman Ahn lalu beralih ke Soo Ho.

Soo Ho menyuruh Ibunya untuk membawa ayahnya pulang saja.

"Dia anakku! Jangan pernah mimpi, dia putraku! Kau akan dihukum nanti!" Teriak ayah saat dibopong ke dalam taxi.

Soo Ho akan kembali masuk ke kedai saat ayah dan ibunya pergi. Paman Ahn menyuruhnya dan Bo Nui pergi saja. Soo Ho tidak bisa, ia akan pergi setelah beberes.

"Tidak, tidak, ini kedaiku, urusanku. Aku tak ingin orang lain menyentuhnya." Jawab paman Ahn.

Soo Ho protes, paman Ahn minta bantuan Bo Nui untuk mengajak Soo Ho pergi. Soo Ho bersikeras, kalau ia pergi sekarang maka tak ada bedanya ia dengan ayahnya, ia tetap akan pergi setelah beberes.


Bo Nui membantu Soo Ho beberes. Soo Ho menyuruhnya pergi saja. Bo Nui tak mau karena itu adalah kedai pemilik yang ia suka jadi Soo Ho tak perlu menghiraukannya.

"Ayah Anda mungkin salah paham." Ujar Bo Nui.

"Mau salah paham kek, bikin ribut begini jelas tidak boleh."

Mereka sudah selesai beberes, tinggal membuang sampah. Paman Ahn meminta SOo Ho untuk meninggalkan saja kantong sampahnya dan lebih baik pergi. Soo Ho akan pergi setelah membuang kantong sampah itu.


Bo Nui terus menemani Soo Ho walupun Soo Ho bilang kalau seorang pria seperti dirinya mampu membuang sampah seorang diri. Dan saat berebut kantong sampah, Soo Ho terpental jatuh. Bo Nui tertawa.

Soo Ho meminta Bo Nui untuk melupakandirinya yang seperti itu dan mengenai ayahnya yang tadi. termasuk Semua kejadian yang memalukan dan tak menyenangkan, lupakan saja semuanya. Bo Nui Tak mau. akan ia ingat semuanya.

"Masih memikirkan bagaimana aku, dan berusaha bersikap baik atas tindakan Ayah Anda... Jadi, Anda tak perlu malu. Tindakan Anda bukanlah hal yang memalukan."

"Kalau gitu, mulai sekarang kau mau terus begini?"


Perkataan Soo Ho itu membuat Bo Nui berhenti. Soo Ho melanjutkan "Orang tuaku, kelemahanku semua yang ingin kuhapus karena memalukan... Karenamu Bo Nui, aku tidak merasa malu."

Bo Nui mengatakan kalau dia hanya mementingkan Bo Ra. Soo Ho menyilahkan Bo Nui untuk melindungi Bo Ra dan ia yang akan melindungi Bo Nui.

Lalu Soo Ho mengeluarkan jimatnya yang ia buat untuk Bo Nui, sebuah kalung dengan liontin macan.

"Akan kupakaikan." Lanjut Soo Ho.

Bo Nui hanya diam saja. Soo Ho sebenarnya tak tahu bakalan memberi itu di depan tempat sampah, tapi ia tetap berharap Bo Nui mau menerimanya.

"Aku tak bisa menerimanya. Tolong jangan berikan padaku. Bagiku, Anda adalah atasanku. Tak kurang, tak lebih. Tadinya aku ingin bertemu Anda untuk mengatakan ini. Maafkan aku." Jawab Bo Nui.


Bo Nui melangkah pergi, Soo Ho mengejarnya dan menarik tangannya untuk menghentikannya. Bo Nui minta dilepaskan. Soo Ho memaksa, bukannya Bo Nui bilang kalau tidak membencinya. Bo Nui mengiyakan hal itu.

"Malam itu..."

"Karena Anda sakit, karena aku banyak hutang budi pada Anda, kupaksan diri. Karena itulah, aku tak bisa menemani Geon Wook wawancara, Anda tak tahu betapa aku sangat menyesalinya."

7"Kau... menyesalinya?"

"Iya. Malam itu. Aku tak tahu apa yang Anda rasakan, tapi aku sangat tak nyaman dan marah."

"Jangan bohong!"

"Anda selalu kalau tidak 1 ya 0, pergi atau berhenti. Aku memilih berhenti. Jadi tolong lepaskan."

Soo Ho menegaskan, kalau Bo Nui pergi sekarang maka ia tidak akan menanyakan lagi. "Sungguh... tidak suka?"

"Anda sendiri bilang aku bug yang ada di kepala Anda. Tangkap dan singkirkan."



Lalu Bo Nui menepis tangan Soo Ho dan berjalan pergi. Soo Ho tetap mengejar Bo Nui, menariknya untuk menghadapnya, Bo Nui ternyata menagis, Soo Ho langsung menariknya kembali untuk menciumnya.

"Inikah... yang harusnya kulakukan?" tanya Soo Ho.

Dan menciumnya lagi lebih lama...

*****

Prolog: Pesan tak terkirim
Sebenarnya Bo Nui juga excited saat Soo Ho mengiriminya pesan untuk mengajaknya makan namun ia kembali teringat mengenai Bo Ra. Ia sudah mengetik balasan kalau ia mau diajak makan namun menghapusnya kembali, Dan pada akhirnya ia menolak ajakan Soo Ho tersebut.





1 komentar:

avatar

Makasih dah diposting.2 hari g̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ buka blog Diana ternyata banyak update.ada yg baru pula....blm baca sih.Siipp ........Semangat ya!tak baca dulu sinopsis barunya.....^_^

Click to comment