-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Tae Suk mencari-cari koyo nya ke seluruh penjuru ruangannya tapi tak ketemu ia lalu mencarinya di toilet juga tapi masih tak menemukannya. Sedangkan Young Joo di rumah memegang koyo itu dan ia mencari informasi di internet mengenai koyo itu, ia menemukan bahwa koyo itu untuk penderita Alzheimer.



Jeong Jin yang baru datang kaget dengan wajak tae Suk, ia bertanya pada Sun Hwa, kenapa Tae Suk itu. Tae Suk kembali ke ruangannya setelah dari toilet, ia terus berusaha untuk mengingat dimana gerangan ia meletakkan koyonya, ia sudah mikir macam-macam tapi ia terus meyakinkan dirinya kalau pikirannya itu salah. Sun Hwa masuk ke ruangan Tae Suk dan menawarkan bantuan tapi Tae Suk menolaknya. 


Young Joo tak mau percaya, ia akan menelfon Tae Suk namun membatalkannya, kemudian ia teringat kelakukan aneh Tae SUk selama ini. Pertama, Tae Suk yang melarangnya menunggu jika ia belum pulang. Kedua, Tae Suk yang lupa kalau ia telah membelikan boneka anjing untuk Yeon Woo. 

Young Joo langsung ke ruangan Tae Suk untuk mencari petunjuk, ia menemukan catatan Tae Suk di kertas kuning, lalu ia membuka laptop Tae Suk dan melihat histori browsernya. Ia melihat kalau Tae Suk pernah googling mengenai Alzheimer. 


Young Joo bergegas ke Rumah Sakit Jae Min. Sebagai seorang istri, ia merasa paling berhak tahu apa yang terjadi pada Tae Suk dan ia ingin Jae Minjujur padanya. 

"Sepertinya kau sudah tahu.Benar. Alzheimer." Jawab Jae Min.

Young Joo langsung bengong.



Di kantornya, Tae Suk menelfon Eun Sun, ia ingin menanyakan sesuatu. Eun Sun menjawab kalau ia yang melaporkannya (artikel tabrak laro Dong Woo). Tae Suk balik bertanya, laporkan apa memangnya.

"Kau menelponku bukan soal artilek tabrak lari itu?" Tanya Eun Sun.

Tae Suk baru paham, Tae Suk mengatakan kalau sebenarnya ia mau menanyakan hal lain tapi itu juga bisa menjadi bahasan. Menurut Tae Suk perbuatan Eun Sun juga ada benarnya, tapi kenapa harus Reporter Joo Sang Pil, Dia kan hanya menulis soal berita gosip.

"Kalau begitu, tidak ada lagi yang ingin kukatakan." ujar Eun Sun.

Tae Suk tidak ingin bertengkar hanya saja hubungannya dengan Reporter Joo tidak baik. Eun Sun menjawab kalau hal itu disebabkan keahlian Tae Suk dalam membersihkan kotoran orang-orang berkuasa. Tae Suk menegaskan lagi kalau ia menelfon bukan untuk mengajak bertengkar.

"Lalu apa alasannya?"

Bukan hal besar sih, Lalu Tae Suk bertanya dengan hati-hati, apa mungkin ia meninggalkan sesuatu di kamar Dong Woo. Sayangnya tidak ada. Tae Suk pun menutup telfon dan berpesan agar Eun Sun mengabarinya kalau ada saksi yang muncul.

"Istrimu baik-baik saja? Sepertinya dia salah  paham."

"Dia orang yang pengertian. Tak usah Khawatir."

"Kau masih saja belum mengerti hati wanita. Aku tutup."

"Hmm.."


Jae Min menjelaskan setelah Young Joo duduk, untungnya masih tahap awal. Jae Min yakin pasti Young Joo mengerti karena dulunya Young Joo adalah seorang suster.

"Ini akan jadi pertarungan panjang. Kuatkan hatimu." Lanjut Jae Min.

Sedari tadi Young Joo hanya mengangguk saja dan sekarang ia khawatir pada Tae Suk, apa Tae Suk baik-baik saja? Tae Suk pasti sangat terkejut. Apa Tae Suk bisa menerimanya?

Jae Min menjelaskan kalau Tae Suk tidak menunjukkannya tapi ia yakin pasti berat untuk Tae Suk. Jae Min mengerti Tae Suk adalah seorang yang berkemauan keras, tanguuh, jadi ia yakin kalau Tae Suk bisa melawan semua ini dan ia yakin juga kalau Young Joo pasti tahu hal ini.

"Ya. Pasti begitu." Jawab Young Joo dengan senyum. Young Joo menambahi kalau Tae Suk pasti akan melawannya lebih baik darpipada yang lain.

Jae Min setuju, ia menjelaskan kalau ada pengobatan terbaru yang sedang dikembangkan jadi gak boleh putus asa dan teruslah berharap. 

"AKu tidak putus asa. Jangan Khawatir." Ujar Young Joo.

Jae Min tahu kalau seharusnya ia harusmengatakan pada Young Joo dariawal tapi karena Tae Suk tidak ingin membuat Young Joo cemas jadi ia urungkan. Jae Min minta maaf. Young Joo tak mempermasalahkannya, ia sudah menduga Tae Suk akan begitu. Lalu Young Joo minta Jae Min untuk menunjukkan hasil tes Tae Suk. Jae Min dengan senang hati menunjukkannya, ia sangat senang melihat keoptimisan Young Joo.


Setelah mendengar penjelasan Jae Min dan melihat hasil tes Tae Suk, Young Joo ke tangga darurat. Disana ia menumpahkan tangisnya yang sedari tadi tertahan. 

Young Joo sudah kembali ke mobilnya. Tae Suk menelfon tapi ia tidak mengangkatnya, airmatany kembali mengalir. 


Jeong Jin membawakan kopi untuk Tae Suk dan menyarankan Tae Suk untuk ke rumah sakit. Tae Suk mengatakan kalau ia baik-baik saja. Tapi bagi Jeong Jin Tae Suk tak terlihat baik-baik saja. Tae Suk menulis di kertas "Dilarang Bertanya" dan menyuruh Jeong Jin untuk menempelnya di depan pintu karena ia kesal ditanyai terus sama orang-orang.

"Apa Anda terluka di tempat lain?" Tanya Jeong Jin.

"Tidak!" Bentak Tae Suk.

"Edan.." Gumam Jeong jin.

tae Suk mendengarnya. Jeong Jin berkilah kalau yang ia maksud bukan Tae Suk. Tae Suk mengatakan kalau Jeong Jin sudah berani sekarang, bahkan berani berteriak di depan CEO.

"Sama sekali bukan begitu." Elak Jeong Jin.

"Heleh.. masih berani boong pula."

Tae Suk lalu bertanya, kapan negosiasi dengan korban tabrak lari Dr Cha. Jeong Jin heran, ia kemarin kan sudah melaopr bahwa negosiasinya sudah selesai. 

"hah?" Tae Suk juga terkejut.

"Tidak... ingat?"

"Ah.. ia benar... Oh Iya, kau benar." Jawab Tae Suk.

Jeong Jin mengatakan kalau ia sudah mengirim email mengenai kasusu itu ke Tae Suk. Tae Suk mengerti dan menyuruhnya untuk cepetan keluar. Jeong Jin pun keluar dan meletakkan kertas pemberian tae Suk ke meja Sun Hwa.


saat Jeong Jin kembali ke mejanya, Je Hoon mendekat. Je Hoon bertanya siapa yang memukul Tae Suk. Jeong Jin menjawab kalau Tae Suk jatuh. Je Hoon gak percayak]lah, sekali lihat saja bakalan tahu kalau Tae Suk itu dipukul, ia menebak kalau Tae Suk dipuli gangster karena tahu kelemahan mereka jadi Tae Suk diancam.

"Khayalanmu makin mirip sinetron." Jawab Jeong Jin.

Je Hoon menjelaskan kalau khayalan memang mirip sinetron, kacau sekali. Lalu ia teringat saat Tae Suk di toilet yang terlihat sangat gundah. Jeong Jin menatap Je Hoon, ia menjawab kalau Je Hoon lah yang lebih membuat gundah. Je Hoon membalas kalau ia adalah lelaki sensitif.

Kemudian seorang siswa datang ke Firma Hukum mereka.


Jeong Woo membuka lokernya, di dalam banyak note dari teman-temannya yang isinya hinaan semua. Jeong Woo kesal dan langsung mencoboti semuanya. Ia berbalik menatap teman-teman sekelasnya dan mereka malah mengacuhkannya.


Jeong Woo keluar kelas, ia bertemu dengan Dong Gyu (tengah), Sang Hyun (kanan), dan Myung Soo (yang paling pendek). Jeong Woo melewatimereka tapi Dong Gyu malah menjegalnya hingga ia terjatuh. Mereka tertawa puas keculi Myung Soo. kemudian Sang Hyun menaboknya. 

Setelah itu, Dong Gyu dan Sang Hyun pergi. Myung Soo menatap Jeong Woo dulu baru kemudian menyusul kedua temannya. Jeong Woo berdiri, ia mengepalkan tinjunya sambil menatap punggung ketiganya.


Sun Hwa menjelaskan 'Probono' (Melakukan pelayanan hukum tanpa bayaran) pada Tae Suk. Kurang lebih dalam 43.1 jam kerja, hal ini diharuskan dalam firma hukum mereka untuk membantu firma hukum mereka membangun citra positif. Dan karena ini adalah tugas tahunan firma hukum ini, maka seluruh pengacara berpartisipasi.

"Konyol sekali." Jawab Tae Suk.

Sun Hwa menjelaskan kalau hanya tae Suk yang nilainya masih nol sampai sekarang. Siswa yang tadi datang sendiri mencari Tae Suk setelah mendengar pelayanan probono di TV.

"Pengacara Park harus memberi contoh pada kami. Kau adalah wajah Firma ini." Ujar Jung Woo yang lewat di depan meja Sun Hwa. Ia akan terus saja tapi setelah melihat wajah Tae SUk, ia menyempatkan bertanya, kenapa wajah Tae Suk itu.

"Aigo, apa aku harus lakukan konfrensi pers?" Tanya Tae SUk lalu menuju ke ruangannya menyusul Jeong Jin yang menemui siswa itu.

Jung Won bertanya pada Sun Hwa, kenapa wajah Tae Suk. Sun Hwa menjawab kalau ia juga kurang tahu.


Jeong Jin menginterogasi siswa itu. Hasilnya: siswa itu mencuri kartu kredit bosnya untuk membelikan obat neneknya yang sakit pendarahan otak (jadi tidak bisa mengingat keluarga) dan untuk membeli seragam olahraga adiknya, semantara mereka kehilangan kontah dengan ibu dan ayah.

"Aku tidak akan masuk tahanan remaja, bukan? Aku tidak bisa kesana. Adikku akan sendirian." Siswa itu takut.

Tae Skk membaliknya, kalau takut hal itu kenapa mencuri. Apalagi sampai dua kali. Anggaplah yang pertama kesalahan, tapi yang kedua tidak lagi. Itu tindakan kriminal. Ada banyak anak lain yang lebih susah dari siswa itu,,"Itu sebabnya kau harus belajar lebih keras. Jangan hanya bisa menyalahkan situasi! Kau mau orang menudingmu?!"

Jeong Jin mencoba menghentikan Tae SUk tapi sia-sia. Tae SUk masih belum selesai, ia membentak siswa itu untuk menghapus riasaanya,,"Lalu, baju macam apa itu? Aigoo, kau terlihat lebih baik kalau kau mencuci wajahmu."

"Aah, menyebalkan!" Potong siswa itu sambil berdiri, lalu iamelanjutkan "Di TV kau terlihat baik. Ternyata kau penjahat." (dengan bahasa informal).

Tae Suk juga ikutan emodi, ia sampai berdiri dan membentak siswa itu,,"Dimana sopan santunmu?"

Jeong Jin menengahi, ia meminta Tae Suk tenang dan menyuruh siswa itu untuk minta maaf pada Tae SUk. tapi siswa itu tak mau, ia tak butuh layanan gratis Tae SUk. 

"Aku juga tidak mau!" Tae Suk kembali membentak.

"Aku lebih baik mencuri dari orang sepertimu!" Tegas siswa itu.

Jeong Jin tertarik, apa maksud siswa itu. Tapi siswa itu tak menjelaskan lebih lanjut, ia pergi dari sana. Jeong Jin mengejarnya dan memanggilnya, namanya Soo Ji. Tae Suk menyuruh Keong Jin untuk membiarkan Soo Ji.

"Kenapa orang dewasa begitu pada anak kecil?!" Protes Jeong Jin.

"16 tahun bukan anak kecil lagi."

Jeong Jin menghela nafas berat lalu berlari keluar untuk mengejar Soo Ji. Tae SUk menendang kursi saking kesalnya.


Young Joo sampai di depan pintu rumah, ia sudah siap untuk memencet kode pintu, tapi tak jadi, ia merenung menatap ke bawah. Setelah itu, ia baru masuk ke dalam rumah. Ia melihat foto keluarga dan ia mengis lagi lalu memeluk foto tersebut.


Jeong Woo menatap banner sekolah.

"SAAT KAU DITINDAS"
- Lihat dirimu sendiri dan pikirkan kenapa kau ditindas.

lalu pesan masuk dari Young Joo : Kau sudah makan siang? Ibu percaya pada Jeong Woo. Jadi jangan sedih dan percaya pada dirimu sendiri. Ibu dan Ayah akan selalu mendukungmu. Kau tidak sendirian. Ibu sayang padamu. 

Jeong Woo menangis membacanya. Jeong Woo dijauhi sama teman-temannya karena dituduh mencuri.

Dirumah. Young Joo mengambalikan koyo Tae SUk ketempatnya. 


CEO Lee memarahi Seung Ho dan menyuruhnya untuk kembali ke Amerika bersama Ibunya. Sung Ho menjawab kalau dulu seharusnya ia menyerahkan diri, harusnya begitu karena hidup seperti ini bukanlah hidup. CEO Lee mengatakan kalau semua orang memiliki masa lalu. Seung Ho memotong, yang ia punya hanyamasa lalu. Tidak ada masa kini dan masa depan. 
Hanya ada masa lalu!

"Masa lalu hanya ada jika kau mengungkitnya. Aku akan mengabari kantor Kejaksaan, jadi..." Ujar CEO Lee.

Seung Ho meninggikan suaranya, Ini membuatnya gila! Meskipun ia sudah lari, kenangan itu mengejarnya! membuatnya tidak bisa tidur.

"Sampai kapan kau mau kekanak-kanakkan begini?! Ayah sudah melakukan segalanya untukmu! Demi melindungi hidupmu ... Demi melindungi anakku, aku tidak punya waktu untuk merasa malu! Tapi kau masih saja membuang waktumu pada rasa bersalah yang tidak ada gunanya. Itu bukan rasa bersalah melainkan mengasihani diri sendiri! Sesakit dan seberat apapun, kau harus menahannya. Tahan semampumu. Orang tuamu tidak bisa melakukan itu menggantikanmu." Jelas CEO Lee yang kemudian meninggalkan Seung Ho. Ia berpesan sebelum benar-benar pergi:" Jangan pernah lagi mengecewakan ayah dengan sikap tidak rasional." 

CEO Lee mengendarai mobil, ia memerintahkan seseorang untuk membereskan semua jejak. Jangan tinggalkan bukti apapun!


Seung Ho kembali ke gedung kejaksaan tanpa semangat. Kejadiantentang tabrakannya terus menghantuinya. Jaksa Kang datang mengagetkannya, bertanya mengenai tugas yang ia berikan tapi Seung Ho belum menemukan apa-apa.

Reporter Joo menelfon Jaksa Kang. Mengabarkan kalau ada saksi yang muncul. Jaksa kang langsung bergegas menuju ke tempat reporter sekarang. Dan ia juga memberitahukan hal ini pada Seung Ho.


Eun Sun juga mendapat kabar yang sama. Awalnya ia memerintahkan Jaksa kang untuk mengecek CCTV namun kemudian ia memutuskan untuk melakukannya sendiri.


Seung Ho semakin tertekan dengan hal ini, ia bingung mau melakukan apa, ketakutan, gemetar. Kemudian, satu ide muncul di benaknya.

Seung Ho menghubungi Tae Suk, mengajaknya ketemuan sekarang, tapi bukan di Firma Hukum, ia ingin ketemu di luar.


Tae Suk pun pergi, Sun Hwa mengingatkan kalau Tae Suk nanti ada meeting, tae Suk mengerti. Jeong Jin melewati tae Suk begitu saja. Tae Suk menyuruhnya bicara jika mau bicara dan kentut jika mau kentut.

Akhirnya Jeong Jin balik arah dan melangkah mengimbagi tae Suk, ia menjelaskan kalau ia sudah bicara dengan wali kelas Soo Ji. Saat kelas X Soo Ji pintar, masuk 10 besar, setelah kelas XI ia mulai berulah. Jeong Jin menebak kalau Soo Ji mulai nakal dikarenakan neneknya yang jatuh sakit. 

"Jika kita maju dengan membahas soal kondisinya yang sulit, aku rasa dia bisa terhindar dari hukuman." Kesimpulan Jeong Jin.

"Tujuanku adalah menghindari dia kena hukuman sama sekali. Sebesar apapun sebuah hukuman, dia tetap masuk kategori sebagai pencuri." Jawab Tae Suk

"Tapi ini bukan pertama kalinya, dan nilai kerugiannya cukup besar. Lalu, peraturan hukum yang baru untuk anak dibawah umur semakin berat."

"Anak itu menyembunyikan sesuatu tentang atasannya."

Jeong Jin sudah menanyai Soo Ji tapi Soo Ji tak mau menjawab. tapi Jeong Jin bisa menebak... Tae Suk memotongnya, mereka tidak bisa menghindari hukuman hanya dengan tebakan, apa Jeong Jin mengerti?

Jeong Jin mengangguk, lalu bertanya, apa plin plan termasuk efek dari berhenti merokok?

"Bahkan ada yang sampai membunuh juniornya, karena itu!" Bentak Tae Suk, bercanda.

Jeong Jin mengatakan kalau ia akan berhati-hati dan ia tersenyum. Tae Suk menyuruhnya untuk kembali bekerja. Jeong Jin pun menurut.


Eun Sun tiba duluan di toko yang punya CCTV barulah jaksa Kang dan Reporter Joo. Penjaga toko mengatakan kalau ada orang yang membeli karangan bunga saat subuh 3/4 kali. Jaksa Kang bertanya ciri-ciri orang itu. Eun Sun lalu meminta petugas untuk menunjukkan CCTV.


Seung Ho menunggu Tae Suk di kafe. Tae Suk datang. Seung Ho menatapnya taja. Tae Suk mengira karena wajahnya, lalu ia tertawa dan mengatakan bukan apa-apa (wajahnya maksudnya). Dan pertanyaan intinya adalah, kenapa Seung Ho ingin menemuinya. Seung Ho menunduk. Tae SUk memintanya santai saja, tak apa

"Aku tidak... punya keberanian." Ujar Seung Ho.


Penjaga toko menghubungi bagian pengelola CCTV tapi anehnya CCTV nya tidak bisa diputar. Jaksa Kang merebut telepon, ia menggunakan kedudukannya sebagai jaksa, ia minta petugas menjelaskan Kenapa videonya tidak bisa diputar.

"Virus? Apa kau di-hack? Kapan?" Tanya jaksa kang.

Jaksa Kang mengatakan kalau ia akan ke kantor petugas lalu menutup telfon.

"Apa katanya?" Tanya Eun Sun.


"Ada apa?" tanya Tae SUk. Tae Suk mencoba menebak, apa Seung Ho bertengkar dengan ayahnya. Ia memaksa Seung Ho cerita saja, apapun itu, nanti ia bantu.

"Maafkan aku." Kata Seung Ho berat, ia semakin menunduk dan akan mengis.

"Ah, tak apa ... Laki-laki, boleh menangis juga."

kemudian Eun Suk menelfonnya, mengatakan mengenai apa yang ditemukannya dan mengenai ada hacker yang menghapus semua video CCTV. Tae Suk bertanya, apa hanya toko itu yang memiliki CCTV. Eun Sun mengajaknya bertemu, ada yang ingin ia bicarakan.

Tae Suk pergi duluan, ia minta maaf karena tidak bisa mendengarkan cerita Seung Ho. Ia janji akan mendengarkannya lain kali. Seung Ho mengerti.



2 komentar

avatar

Seungho kayakny tertekan...jeong woo jg kshan..tp buat taesuk ttep smngt ..sbnry dia baik...smngt ia mbak buat sinopsisny..slalu aku tunggu

avatar

maaf mbak aku baru pertama mampir ke blog ini..
akhirnya setelah lama ngubek2 dan nyari2 di google, aku nemu juga blog yang bikin sinopsis drama memory.. bener2 drama underrated yang bagus, sayang banget kalo dilewatkan.. episode 6 sukses bikin aku respect sama karakter istrinya Pengacara Park.. Benar2 istri sejati..
tetep lanjut bikin sinopsis-nya ya mbak..
sukses selalu untuk mbak diana ega..

Click to comment