Ah Young memberikan oleh-oleh pada Seol. Mereka saling menanyakan
bagaimana liburan masing-masing dan keduanya menikmati liburan masing-masing.
Tiba-tiba Sang Cheol muncul untuk meminjam catatan Seol. Sang Cheol
melihat Ah Young dan menunjukkan ketertarikannya terhadap Ah Young. Seol
melihat hal itu, dia buru-buru menyeret Ah Young dari sana dan mengatakan akan
mencari catatannya untuk Sang Cheol.
Prof Shim menyuruh In Ho untuk bermain piano. Prof bisa langsung tahu
kalau In Ho beneran istirahat lama dari bermain piano. In Ho tidak mengerti.
“Tak ada asap tapi kamu takut.” Jawab Prof Shim.
Prof Shim bertanya, apa yang dilakukan In Ho selama lima tahun ini. In
Ho juga tidak tahu kenapa ia duduk disana dan mendengarkan Prof Shim,,”Apa anda
tidak menyukai ini? saya hanya datang karena Anda yang menyuruh.”
“Jika kau hanya datang karena aku memintamu. Aku sidah melihatmu dank
au bisa pergi sekarang.” Usir Prof Shim halus.
Kemudian ada seorang datang (orang yang di TV kayaknya). Prof
menyapanya ramah, beliau langsung menyuruh orang itu untuk duduk di kursi
piano. In Ho menatap oaring itu dan Prof Shim menyuruhnya untuk segera pergi.
Dari luar In Ho bisa mendengar permainan piano orang itu dan jauh
lebih bagus dari permainan In Ho. Sepertinya In Ho menyadari kenapa Prof Shin
tadi bersikap seperti itu padanya.
Seol selesai bekerja di perpustakaan. Ia berjalan sambil menulis pesan
untu Jung. Jung sedang bekerja sekarang, dia tau kalau Seol bekerja di
perpustakaan dan ini hari pertama, ia menanyakan, apa itu sulit untuk Seol.
Seol menjawab kalau semuanya berjalan lancar.
Ia kembali menatap ponselnya, dia sedih karena harus kehilangan barang
pasangan mereka. Seol baru menyadari kalau In Ho berjalan didepannya.
Seol lalu menghampirinya dan bertanya kenapa In Ho ada disana, lalud ia
ingat soal Prof Shim, pasti In Ho datang untuk menemui Prof Shim. In Ho hanya
diam saja, tidak tertarik menanggapi Seol, sia lanjut jalan.
Seol menjajarinya, bertanya apa ada sesuatu yang terjadi. In Ho menjawab
tidak tahu.
Kemudian mereka pulang bersama, Seol mengerjakan tugasnya di dalam
subway. In Ho mengatakan kalau Seol teramat rajin sampai harus belajar di dalam
subway, memang Seol mau jadi apa?
Seol menjawab kalau dia hanya ingin pekerjaan, dia tidak ingin menjadi
pengangguran. In Ho tidak mengerti kenapa Seol harus mengkhawatirkan hal itu
kan Seol seorang mahasiswa.
Seol awalnya juga berpikir demikian, saat masih SMA ia berpikir bisa
menjadi apa saja jika ia kuliah. Tapi sekarang setelah kuliah ada bayak
pertanyaan sulit. Seol iri pada orang-orang yang pulang kerja yang kelelahan
sampai tidur di subway.
In Ho kembali tidak mengerti kenapa Seol iri melihat orang-orang yang
seperti jenazah itu. seol balik bertanya, apa In Ho selama ini tidak pernah iri
pada siapapun.
“Tidak pernah.” Jawab In Ho.
Seol mengerti karena In Ho memiliki talenta, sedangkan dia tidak
memiliki talenta jadi ia harus berusaha keras dalam segala hal. In Ho
penasaran, mengapa Seol berusaha keras kemudian meralat pertanyaannya menjadi,
bagaimana cara Seol berusaha keras.
Seol bingung menjawabnya kemudian dia mengatakan,,”kau hanya harus
melakukannya.”
In Ho bertanya, lalu kenapa dia tidak. Seol tertawa dan menjawab
kemungkinan In Ho itu jenius. Kemudian Seol mendapat telfon dari Jung yang
sudah menunggunya di lingkungan rumah Seol.
Seol mendatangi tempat Jung menunggu. Jung penasaran, kenapa Seol bisa
pulang bersama In Ho. Seol menjelaskan kalau In Ho habis menemui Prof Shim.
“Ya! kau tidak harus mengatakan hal yang gak penting itu padanya!”
protes In Ho.
Seol merasa tak salah karena dia mengatakan hal yang benar lalu Seol
bertanya pada Jung, kenapa Jung malam-malam datang ke rumahnya.
“Aku merasa aneh seharian ini tidak bertemu denganmu.” Jawab Jung
membuat Seol tersenyum.
Jung minta ijin Seol untuk makan di restaurant Seol. Seol awalnya
senang tapi kemudian ragu karena orangtuanya ada di restaurant. Jung malah
menganggap ini sebagai hal yang bagus karena bisa sekalian memperkenalkan diri.
“Apa? Omong kosong apa yang kau bicarakan itu? kami harus bantu-bantu
di restaurant. Pergi saja kau.” protes In Ho yang sedari tadi mendengar
percakapan Jung dan Seol.
Jung tidak mendengarkan larangan In Ho, ia geloyor masuk ke dalam
restaurant.
Jung langsung berhadapan dengan kedua orang tua Seol. Jung tidak
tampak nervous sama sekali saat memperkenalkan diri sebagai kekasih Seol.
Ibu meminta In Ho untuk mematikan keran air karena terlalu berisik.
Ibu mencoba mengajak Jung bicara lagi tapi In Ho membuat suara lagi saat cuci
piring. Ibu kembali memintanya diam.
Ibu memuji Jung yang tampan dan sopan. Ayah mendengar kalau Jung di
tahu ke-4 kuliah, beliau bertanya apa Jung sudah mulai mencari pekerjaan. Jung
menjawab mantap kalau ia seorang pegawai magang sekarang. Ibu manggut-mangut
senang tapi tidak dengan Ayah, karena bukan berarti Jung akan menjadi karyawan
tetap.
Ayah kemudian bertanya, apa pekerjaan orang tua Jung. Seol memprotes
ayahnya karena itu bukan pertanyaan yang pantas untuk ditanyakan dalam
pertemuan pertama. Ibu setuju dengan Seol. Tapi ayah tetap bersikeras dengan
pertanyaannya itu.
Jung menjawab pertanyaan Ayah, ia mengatakan kalau ayahnya menjalankan
perusahaan. Ibu bertanya perusahaan macam apa.
“Taerang Group.” Jawab Jung.
In Ho yang sedang memotong timun langsung berhenti. Semuanya terkejut.
Joon bertanya, apa Taerang Group yang
mereka semua tahu, Jung mengangguk.
Seol sudah menduga dengan reaksi kedua orang tuanga dan juga adiknya.
Seol lalu minta Ibu untuk memberi Jung minum. Ibu memanggil In Ho menyuruhnya
mengambil air. Ayah tak melepaskan pandangannya dari Jung.
In Ho melakukannya dengan setengah hati. Saat menuangkan air ke gelas, dia sengaja menumpahkannya. Kemudian dia kembali memotong timun.
“Jadi Ayahmu adalah pemilik perusahaan besar.” Tanya Ayah.
Jung mengiyakan. Ibu menawarkan Jung makan mie buataanya. Jung sangat
menantikan itu, ida selalu ingin mencoba mie buatan Ibu sejak Seol mengatakan
soal Restauran Ibu.
In Ho memilih untuk membuang sampah keluar.
Ibu menyajikan mie untuk Jung. Ibu bertanya, sudah berapa lama Jung
dan Seol pacaran. Jung menjawab kalau sudah 2,5 bulan. Ibu menyebut kalau itu
sudah cukup lama. Jung akan mulai makan, Ibu bertanya lagi, apa Jung anak
tertua. Jung menjawab kalau dia anak tunggal.
Ayah yang duduk di tempat kasir tiba-tiba menyalakan TV. Ibu merebut
remote control dan mematikan TV-nya. Jung nyeletuk,,”itu berarti perusahaan
akan menjadi milikmu?” yang mendapat pukulan dari Seol dan Inu.
Jung menikmati makannya, dia mengatakan kalau masakan Ibu sangat enak.
Ibu bertanya, apa Jung juga memiliki pembantu yang memasak di rumah. Seol
meminta ibunya berhenti. Jung sangat lahap memakan mie-nya, bahkan sampai
menyeruput kuah langsung dari mangkok.
Jung pamit, semua mengantarnya keluar. Ibu menawari Jung untuk minum teh
dulu dirumah. Seol mengatakan kalau sudah larut. Ayah menyela ibu, apa dirumah
mereka punya teh dirumah, Ibu hanya tertawa menyentuh lenngan ayah. Seol lalu
mengantar Jung ke mobilnya.
“Jangan pulang telat.” Perintah ayah untuk Seol.
Tinggal bertiga, Joon mengatakan kalau Jung pria hebat, ia
mengkhayalkan akan jadi kaya jika Seol menikah dengan Jung. Ibu juga
mengkhayalkan hal yang sama.
“berhentilah bicara omong kosong. Dia berasal dari dunia yang berbeda
dengan kita (sama seperti reaksi Seol saat pertama tahu kalau Jung adalah putra
pemilik taerang Group))” ujar Ayah.
Ayah lalu masuk ke dalam diikuti ibu dengan kesal. Joon bertanya-tanya
dimana In Ho, kemudian In Ho muncul, dia mengatakan kalau dia habis merokok.
In Ho dan Joon masuk. In Ho mencuci mangkok bekas Jung. Ibu mengomeli
ayah karena berperilaku tidak sopan saat ada Jung tadi.
In Ho menghela nafas berat, dia memikirkan pertanyaan Prof Shim tadi
mengenai apa yang ia lakukan selama 5 tahun ini. ia jadi bertanya-tanya
sebenarnya apa yang dia lakukan.
Selama berjalan, Seol sebenarnya tidak enak dengan pertanyaan ayahnya
tadi tapi bagi Jung itu tidak masalah karena keluarganya bukan sesuatu yang
harus disembunyikan juga. Seol lega mendengarnya. Jung menambahi kalau keluarga
Seol kelihatan baik semua.
Seol kaku bertanya, apa Jung pulang dengan selamat kemari. Jung
menjawab pasti kalau ia pulang dengan selamat dan tidur nyenyak juga dan
esoknya bekerja dengan baik juga.
“Apa jangan-jangan dia…. Melupakan
semuanya karena ia mabuk?”
Sekarang gentian Jung yang bertanya, ia menanyakan tentang In Ho yang
akan mulai ke kampus lagi atau tidak. Seol menjawab kalau ia kurang tahu.
“Itu ciuman pertama kita. Apa
dia benar-benar lupa? Dia pasti kehilangan ingatannya.” Seol tenggelam
dalam pikirannya sendiri.
Mereka sudah sampai di depan mobil. Jung merasa kalau Seol aneh. Seol
mengatakan tidak apa-apa dan menyuruh Jung masuk ke mobilnya. Jung mengecup
Seol di bibir.
”Aku tidak lupa, aku mengingat semuanya.” Ujar Jung seakan bisa
membaca pikiran Seil.
Jung masuk ke mobilnya dan Seol berjalan pulang dengan gembira,
malu-malu gimana gitu..
Besoknya, In Ho kembali menemui Prof Shim, ia sekarang lebih sopan
bahkan menunduk saat memberi salam pada Professor.
Prof Shim bertanya, apa In Ho datang karena menyesal. In Ho menjawab
kalau ia datang untuk belajar. Lalu Prof Shim mengajaknya masuk kedalam.
In Ho duduk di depan piano. Prof Shim menyuruhnya untuk belajar Hanon
(mungkin ini pelajaran dasar piano). In Ho protes, dia
sudah belajar piano bertahun-tahun tapi Prof Shim malah menyuruhnya untuk
belajar Hanon,,”Apa Anda melatih anjing atau semacamnya?”
Prof Shim balik bertanya, apa In Ho tidak mau melakukannya. In Ho
langsung menjawab kalau ia akan melakukannya. Prof Shim menyuruhnya untuk tetap
bermain itu sampai ia kembali dari kelas. In Ho bertanya, kapan kelas Professor
akan selesai tapi ia tidak mendapat jawaban.
In Ho mulai bermain seperti kata Seol ia hanya harus melakukannya
untuk saat ini. setelah bermain beberapa detik, dia berhenti dengan kesal,
jangan mentang-mentang ia berhenti selama 5 tahun maka ia harus bermain Hanon
seperti Anak SD. Tapi kemudian ia melakukannya juga,,”hanya lakukan ini untuk
sekarang. Hanya lakukan.”
Jam terus berputar yang semula menunjuk pukul 9:18 sampai 10:47 dan
selama itu In Ho terus memainkan not yang sama.
Prof Shim melihatnya dari luar ruangan
Kilas balik..
Setelah In Ho menemuinya, Prof Shim menemui Prof Noh (Guru In Ho
dulu). Prof Shim mengatakan kalau sepertinya In Ho tidak pernah menyentuh piano
selama 5 tahun. Prof Noh menyadari pasti kemampuan In Ho tidak sama seperti
dulu, In Ho juga selalu keras kepala.
Prof Noh meminta Prof Shim untuk mengajari In Ho tentang
kesabaran,,”Tunjukkan padanya kalau itu adalah hadiah yang sesungguhnya.”
Kilas balik selesai..
Prof Shim masih melihat In Ho tanpa disadari In Ho dan In Ho tetap
memainkan piano dengan not yang sama.
Bo Ra keluar dari toilet, ia melihat Eun Taek jadi budak para Sunbae
yang mau-maunya disuruh membelikan kopi.
Kemudian Da Young menegurnya untuk mengawasi Eun Taek. Bo Ra tak
mengerti maksudnya. Da Young menjelaskan kalau Eun Taek memukul Young Gon
gara-gara Bo Ra. da Young menghina Eun Taek yang hanya bisa menggunakan
tinjunya.
“Jika dia akan jadi begitu, kenapa tak kau kencani saja dia? Dan kau
terus bersikap seperti ini karena tampangmu. Jangan menggoda semua orang,
pilihlah salah satu.” Ujar Da Young lalu pergi.
Bo Ra tak terima dihina begitu. dia mengatai Da Young sudah mulai gila
karena berkencan dengan Young Gon.
Bo Ra kemudian curhat pada Seol soal Eun Taek. Diaa melihat Eun taek
dimanfaatkan oleh para Sunbae dan Eun taek tunduk. Bo Ra sudah menanyakan penyebabnya
pada Eun Taek tapi Eun taektak mau menjawabnya, Run taek hanya menyuruh Bo Ra
agar tidak usah mengkhawatirkannya.
“Aku tahu pasti Young Gon dibalik semua ini. DNA apa sih yang dimiliki
kunyuk itu? segala hal yang dilakukannya benar-benar buruk. Aku harus
memberinya nasehat.” Kesal Bo Ra.
Kemudian Min Soo lewat mengalihkan perhatian Bo Ra. ia melihat kalau
Min Soo kembali berpenampilan mirip Seol. Bo Ra menegurnya. Min Soo malah
menuduh Seol yang meniru gayanya. Seol hanya diam saja.
“Jika bukan. Ya sudah lah” ujar Min Soo lalu pergi gitu aja.
Bo Ra yang kesal, karena ada dua orang yang cari masalah dengan
mereka, Young Gon dan sekarang Min Soo. Bo Ra menegur Seol yang tidak
mengatakan apapun, menurutnya kalau Seol diam begini maka min Soo tidak akan
menganggap mereka serius. Bo Ra ingin Seol bertanya pada Min Soo soal boneka
itu. seol hanya mengangguk. Bo Ra memastikan kalau Seol harus bertanya, ini
membuatnya frustasi.
Kemudian Jung datang, ia berpapasan dengan Min Soo dan Jung melihat
Min Soo. Seol memanggil Jung dan Jung melambai.
Saatnya masuk kelas, ini adalah sesi membahas tugas kelompok. Seol
sebagai ketua kelompok, anggotanya adalah Bo Ra, Kyung Hwan dan Sang Cheol.
Bo Ra sedang membenahi riasannya. Seol sudah melihat video editan Bo
Ra tapi terlalu panjang, ia meminta Bo Ra untuk memperpendeknya. Bo Ra mengerti
tapi masih sibuk melihat cermin.
“Suka melakukan sesuatu dengan
kasar. Membutuhkan banyak kritikan.”
Kemudian Seol beralih ke Kyung Hwan yang bertugas untuk membuat
ringkasan mengenai kondisi negosiasi pemimpin. Bagi Seol masih ada kekurangan
dan meminta Kyung Hwan untuk menambahi beberapa bagian. Kyung Hwan hanya
manggut-manggut
“Tidak ada tanggapan. Orang yang
optimis. Bagaimana mengontrolnya adalah kunci.”
Kemudian Seol beralih ke Sang Cheol yang asyik dengan ponselnya.
“… menghilangkan istirahat.”
Seol menanyakan tugas Sang Cheol untuk mengirimkan informasi kepada
CEO tapi Sang Cheol belum melakukannya sampai saat ini padahal janjinya kemarin
akan mengirimkannya. Sang Cheol melirik ponsel Seol.
Seol membuka pesan Sang Cheol yang meminta nomor Ah Young.
Sang Cheol minta maaf pada semuanya, dia beralasan kalau ia ada urusan
mendadak di rumah. Kyung Hwan protes, bukankah itu tugas yang paling mudah tapi
Sang Cheol tetap tak mengerjakannya. sang Cheol beralasan kalau ia sangat sibuk
dengan banyak hal, dia minta bantuan Seol untuk mengerjakan tugasnya.
Seol mengancam akan mengeluarkannya dari kelompok jika Sang Cheol
tidak mau mengerjakan bagiannya, dia bisa melakukannya sesuai perkataan prof
kang.
Sang Cheol teriak-teriak mengalihkan perhatian semua orang, dia
melakukan ini bukan keinginannya tapi karena dia benar-benar sibuk dan tak punya
waktu tapi Seol tak bisa mengerti. Kyung Hwan menyuruhnya berhenti. Bo Ra
mengingatkan Sang Cheol kalau Seol mendapat D gara-gara Sang Cheol dan dia tidak
akan tinggal diam jika ia juga mendapat mereka D kali ini gara-gara Sang Cheol.
Sang Cheol memarahi Seol yang membawa-bawa soal akan mengeluarkannya
dari kelompok. Seol memerintahkan Sang Cheol kembali untuk mengirimkan
informasi kepada CEO hari ini. sang Cheol membentak mengerti. Bo Ra menanyakan
jam berapa Sang Cheol akan mengirimkannya.
Min Soo memperhatikan Seol, ia mulai merasa kalau Young Gon benar,
Seol tidak baik melihat dia menyuruh-nyuruh anggota kelaompoknya.
Jung melihat tempat pensil Min Soo, dia melihat boneka singa Seol. Jung
tidak bertanya apa-apa mengenai hal itu. Diaa membahas soal bagian Min Soo yang
sudah ia koreksi dan ia menyarankan untuk menambahi beberapa bagian saja karena
kerjaan Min Soo sudah cukup bagus. Jung memberinya link untuk referensi.
Bo Ra memanggil Min Soo dengan sebutan ‘Seol palsu’. Ia dan Seol
menemui Min Soo di depan loker. Disana juga ada Young Gon. Bo Ra memaksa Seol
utuk bicara. Seol mengajak Min Soo ke suatu tempat, dia ingin bicara dengan Min
Soo.
Min Soo melirik Young Gon, Young Gon menggelengkan kepala dan menunjuk
ke bawah. Min Soo menangkap maksud Young Gon. Dia tidak mau ikut dengan Seol,
mereka bisa bicara disana saja.
Bo Ra setuju, dia bertanya, apa boneka singa itu benar-benar milik Min
Soo. Mereka sudah mengecek ke K-Art tapi pegawainya bilang kalau K-Art tidak
pernah menjual boneka itu.
“Apa?” tanya Min Soo.
“ketika aku melihatnya kemaren, itu terlihat mirip dengan punyaku.
Bisa aku lihat sekali lagi? mungkin kau menemukan itu disuatu tempat.” pinta
Seol.
Min Soo menunduk, ia kembali melirik Young Gon. Kemudian dia ingat
nasehat Young Gon “Jika Hong Seol
membahas soal itu lagi, tinggikan saja suaramu. Hong Seol tidak suka menjadi
pusat perhatian. Dan juga suara orang yang lebih keras lah yang selalu memenangkan
pertarungan.”
“Aku tidak membawanya. Seol kau lucu sekali. Kau menyebarkan rumor
bahwa aku meng-copy-mu. Sekarang kau menuduhku mencuri? Apa kau memiliki
kelainan yang suka menuduh orang? Kenapa aku harus meng-copy-mu? Dan tentang
boneka itu, itu benar-benar milikku.” Bentak Seol memicu semua orang melihat
kea rah mereka.
Bo Ra kesal dengan sikap Min Soo, ia memaksa Min Soo untuk ke K-Art
dan bertanya langsung pada pegawainya.
“Kenapa aku harus kesana?” Min Soo tak mau.
Da Young menghentikan perdebatan itu. dia menyalahkan Seol dan Bo Ra
yang sudah keterlaluan dengan teman sendiri, dia kemudian mengajak Min Soo pergi
diikuti Young Gon yang tersenyum senang.
Bo Ra akan mengejar mereka tapi Seol menghentikannya, mengajaknya
pergi kea rah berlawanan. Kebetulan para Sunbae juga melihat hal itu.
Da Young dan Young Gon saling merangkul bahu disamping mereka ada Min
Soo. Da Young menyuruh Min Soo untuk memberitahu mereka jika Seol dan Bo Ra
mengganggu Min So lagi. min Soo berterimakasih pada Da Young.
Young Gon memuji Min Soo keren saat berteriak pada seol tadi. Da Young
menambahi kalau Min Soo 1000 kali lebih baik daripada Seol. Min Soo semakin
besar kepala.
Kemudian Da Young dan Young Gon jalan duluan untuk pacaran.
Min Soo semakin percaya diri, dia bisa melakukannya dan menganggap
kalau Young Gon memang benar. Ia lebih baik dari Seol. Karena tadi Seol bahkan
tak bisa membalas perkataannya.
Min Soo kemudian melihat Joon, dia melihatnya dengan intens, bahkan
dimatanya Joon terlihat sangat keren dan menawan. Joon kemudian mendekatinya, dia khawatir ketahuan telah menatap Joon dengan intens.
Ternyata Jung Cuma mau tanya arah. Min Soo akan menunjukkan peta
kampua di ponselnya, ia pura-pura mencari peta tersebut tapi malah
mengambilgambar Jung diam-diam. Kemudian ia menunjukkan arah yang ditanyakan
Joon, Min Soo sesekali melirik Joon yang tengah focus melihat peta.
Joon mengerti, dia memegang tangan Min Soo dan mengucap terimakasih.
Kemudian berbalik lagi membungkuk dan memberikan jempolnya untuk Min Soo. Min
Soo membalas membungkuk.
Seol berjalan pulang, ia menelfon Jung tapi tak diangkat. Kemudian
Jung mengirim pesan yang mengatakan kalau dia sedang makan malam dalam rangka pekerjaannya.
Mungkin Seol mau curhat soal masalahnya tapi tidak jadi karena Jung kelihatan
sibuk. Kemudian Seol mampir ke bar pamannya.
Paman senang Seol datang. Seol minta kopi pada pamannya. Paman
sebenarnya enggan memberikan karena kafein tidak baik bagi Seol tapi Seol
memaksa dan paman akhirnya luluh dan memberi Seol satu cangkir penuh kopi.
Paman mengatakan kalau In Ho ada di ruang penyimpanan dan sedang
berlatih piano. Paman mengatakan kalau In Ho hanya bermain piano dasar. Paman
mengira kalau In Ho hanya seorang pemula.
Seol setuju dengan paman, dia mengatakan kalau In Ho hanya membuat
suara berisik saja.
Kemudian Seol diam-diam masuk ke ruang penyimpanan, meletakkan kursi
di samping In Ho untuk ia duduki. In Ho masih focus dengan permainannya, ia tidak
menyadari Seol datang sampai ia menoleh kesamping dan terkejut karena ada Seol.
“bikin kaget saja! Seharusnya kau membuat suara jika mau datang!”
keluh In Ho.
Seol datang untuk melihat karena pamannya mengatakan In Ho sedang
berlatih piano. Seol melihat buku panduan In Ho, dia mendengar kalau In Ho
pemain yang hebat kenapa memainkan itu, bahkan dia memainkannya saat SD.
“Semua ini salahmu. Karena kau melakukan sesuatu yang tidak berguna, aku
terjebak melakukan ini.” jawab In Ho.
Seol menebak pasti In Ho menemui Professor dan Professor menyuruh In
Ho untuk bermain Hanon. In Ho membenarkan, Seol tersenyum mengejek. In Ho mau menjelaskan kalau Hanon juga memiliki
makna, dia menunjuk bukunya, Seol memperhatikan buku juga.
In Ho lalu beralih ke Seol, menurutnya tidak ada gunanya menjelaskan
pada Seol karena Seol tak bisa membaca not. Seol membaliknya, apa In Ho bisa
membaca not dalam Bahasa China. In Ho kesal, ia mengejek Seol yang hanya bisa
bermain Czerny, Seol balik mengejek In Ho yang hanya bermain Hanon.
Seol menuduh In Ho bohong soal dirinya yang jago main piano. In Ho mengatakan kalau ia benar-benar pemain yang hebat. In Ho mulai bermain, ia menarikan jari-jarinya di atas piano dan tangannnya perpindah dari ujung ke ujung dengan sangat cepat menghasilnya irama yang luar biasa.
Seol melongo sampai harus menutupi mulutnya, ia menarik kata-katanya
tadi, ia mengakui kalau In Ho benar-benar hebat.
In Ho menawari Seol untuk memilih lagu dan ia akan memainkannya. Seol
menggumamkan nada dan In Ho mengikutinya, lalu In Ho mulai bermain piano. Belum
sempat menyelesaikan permainannya, In Ho menatap tangan kirinya, dia mengatakan
kalau dia lupa akhir lagunya.
Seol mengajari In Ho akhir lagunya, lalu mereka bermain piano berdua.
Seol mengatakan kalau dia hanya bisa memainkan lagu ini.
“Sesuatu yang kecil dalam hidup
ini mengalir seperti aliran air. Itu masih seperti aliran air. Seperti yang
semua orang lakukan. Mereka msih dapat menahan.”
Mereka saling tertawa. Dan begitulah episode ini berakhir dengan tawa keduanya
diiringi permainan piano.