-->

Type something and hit enter

On
advertise here

In Ha memasak ramen, dia mencari alas panci dan mengambil buku di rak. dia membaca ‘red Seol’ di buku tersebut. dia membuka halaman depan, disana tertulis sebuah nama, Hong Seol. In ha mengenal nama itu sebagai nama pacarnya Jung.

Ia penasaran, kenapa In Ho juga mengenal Hong Seol, dia mengira kalau namanya Cuma sama tapi itu tak cukup. dia yakin kalau Hong Seol pacar Jung dan pemilik buku itu adalah orang yang sama. dia bertanya-tanya apa hubungan In Ho dengan Seol sampai ia memiliki buku SD Seol.

In Ha tersenyum,,”In Ho! Kau membuat ini semakin menyenangkan untuk Noonamu.”


Seol berjalan pulang. Jung mengiriminya pesan,

“Kau baik-baik saja?”
“Ada yang terjadi sesuatu di kampus?”

Seol tidak membalasnya, ia masih bingung sebenarnya apa yang ia inginkan. Ia mendengar lantunan piano In Ho.


Seperti biasanya, Seol masuk dan duduk disamping In Ho. In Ho masih memainkan Fur Elise. Seol meremehkan permainan In Ho karena dia memainkan Fur Elise saat masih sekolah. In Ho beralasan kalau dia hanya bosan. Seol menyuruhnya lanjut bermain kalau begitu ngapain berhenti. In Ho ogah.

“Tapi kedengaran berbeda. Saat kau memainkannya... kedengaran sedih.” Ujar Seol.


In Ho tanya, sedih gimana. Seperti berduka atas sesuatu, tapi tergantung yang main, jawab Seol. Kemudian ia bermain Fur Elise dibantu In Ho yang mengingatkan not selanjutnya.


In Ho minta pendapat Seol, haruskah dia kembali ke sekolah. Seol menjawab kalau In Ho sudah pergi ke sekolah akhir-akhir ini. maksud In Ho bukan itu, dia berencana untuk ikut tes GED agar bisa kuliah dan belajar piano seperti mahasiswa lainnya. Seol sangat senang mendengarna, dia memegang tangan In Ho dan berjanji akan membantunya. Ia bisa meminjami In Ho buku-buku Joon yang dulu dan mereka bisa belajar di perpustakaan.

In Ho memandangi tangannya yang dipegang Seol. Setelah tangannya dilepas oleh Seol, In Ho menatap Seol, mukanya merah banget dan detak jantungnya kenceng banget. Seol bingung, In Ho kenapa. In Ho menatap tangannya yang kosong lalu menatap kearah lain.


Seol akan menyentuh pipi In Ho yang memerah, tapi In Ho berdiri menghindar. Seol hanya ingin tahu, In Ho itu sakit atau kenapa sampai mukanya merah padam. In Ho membenarkan, ia sedikit fku tadi pagi.

In Ho akan pergi duluan, dia mengijinkan Seol untuk tetap bermain. 


Mereka berakhir jalan bersama. In Ho batuk-batuk dan wajahnya masih merah. Seol khawatir, disaat sakit begini In Ho terus berlatih, dia bertanya, apa In Ho sudah minum obat. In Ho menganggap hal itu pemborosan, dia tidak membutuhkan obat, sakitnya akan sembuh dengan sendirinya.

“Tidak perlu sok kuat begitu.” ujar Seol.


In Ho menatap Seol lagi, kemudian bertanya, apa Seol tak mau pulang kerumah malah terus mengikutinya. Seol tidak mengikuti In Ho, dia hanya ingin ke restaurant bantu-bantu. In Ho melarangnya dan menyuruhnya pulang saja karena walaupun Seol disana tetap tidak membantu, dia akan menghandle semua pekerjaan. Seol tak mau dan langsung masuk duluan ke restaurant.


Seol memanggil Ibunya namun sepertinya ibu tidak ada di restaurant. In Ho masuk, dia melihat n Ha, kemudian dia mendorong Seol keluar tapi In Ha keburu lihat. In Ha bertanya kemana In Ho di jam kerjanya. In Ho mendekati In Ha, dia bertanya kenapa In Ha ada disana.

“Apa lagi? tentu untuk makan mie. Adikkku kerja disini, tapi kau tak membolehkanku untuk datang. Aku juga penasaran, apa yang kau sembunyikan disini (sambil melirik Seol).” Jawab In Ha.

In Ho menyeret In Ha untuk keluar dari sana. Tapi yang dilakukan In Ho malah mendekatkan In Ha pada Seol, karena Seol berdiri di depan pintu. In Ha mengenali Seol sebagai pacar In Ho di tempat kursus (dulu di tempat kursus, In Ha mengira Seol adalah pacar adiknya).

In Ho membuka pintu dan mendorong Seol keluar tapi bersamaan dengan Ibu yang masuk ke dalam. Seol gak jadi keluar, dia bertanya pada Ibunya, apa ibunya sendirian. Ibu membenarkan dan mengatakan kalau ayah pulang karena lelah dan Jung tiba-tiba menghilang. Ibu akan mengantar pesanan keluar dan menitipkan restaurant pada Seol.

In Ha mendengar kalau Ibu tadi memanggil nama Seol. Ia ingat kalau nama pacar Jung juga Seol, In ha bertanya, apa benar Seol adalah pacar Jung. Seol membenarkan.

In Ha malah senang bertemu dengan Seol, dia menjelaskan masalah telfon kemaren Cuma salah paham. Ia juga menjelaskan kalau Jung dan dia cuma teman masa kecil jadi Seol tak usah khawatir.


In Ho menyela, masalah telfon apa. In Ha menyuruhnya diam. In Ha menggenggam tangan Seol dan mengajaknya bicara berdua. In Ho menyeret In Ha untuk keluar. In Ha melepaskan pegangan In Ho, dia mengerti, ia juga memiliki segudang pertanyaan untuk In Ho.

“senang bertemu denganmu. Kedepannya mari saling sapa.” Ujar In Ha pada Seol.

Lalu In Ho menyeretnya keluar.


In Ho membawa In Ha ke rumah. In Ho bertanya, bagaimana In Ha bisa tahu tempat kerjanya. In Ho menanyakan alasan In Ha tiba-tiba bersikap ramah pada Seol, juga menanyakan tentang insiden telfon itu apa maksudnya.

 In Ha rasa In Ho yang harus menjelaskan. Kenapa In Ho bisa datang bersama Seol, kenapa In Ho membuatnya percaya kalau Hong Seol itu adalah orang lain saat di kampus. Yang paling penting adalah Seol adalah putri boss In Ho.

In Ho mengatakan kalau In Ha tidak perlu tahu hal itu dan tak usah  merubah topik. Kenapa In Ha ada disana dana pa yang ia rencanakan.

“Apa mungkin kau mendekati pacar Jung untuk membuatnya marah?” tanya In Ha.

“Iya, karena itu. Benar... karena itu.” jawab In Ho yang tampaknya ragu-ragu sambil mengambil minuman di kulkas.

In Ha bisa melihat kalau In Ho tak sungguh-sungguh. In Ho meyakinkan In Ha kalau alasannya memang seperti itu.

Saat In Ha bertanya, apa mungkin In Ho menyukai Seol. In Ho membentaknya agat tak bicara ngawur, dia menjawab kalau Seol adalah pacar Jung (bukan mengatakan dia suka atau tidak). In Ho memperingatkan In Ha agar tak macam-macam dengan Seol karena In Ha pasti tahu sebabnya.

Bagi In Ha Seol bukan masalah utama, pertama ia harus mengembalikan dulu apa yang ia miliki baru memikirkan masalah Seol. In Ho bertanya, mengembalikan apanya, bagaimana?

“Tapi apa yang kau suka darinya? Dia tidak punya apa-apa. Apa dia anak dari CEO kaya? Atau karena Jung tertarik padanya?” tanya In Ha mengalihkan topik.

In Ho menegaskan kalau dia bilang tidak. In Ha juga mengaskan kalau ia mengerti.

In Ha kemudian berkata kalau ia akan membersihkan buku ‘red Seol’ sambil mengambil buku piano Seol diatas meja. In Ho merebutnya dan mengembalikan buku itu diatas meja.

In Ha akan masuk kamar, ia berbalik,,”Adikku, Semangat!”


Seol mengajari In Ho diperpustakaan, Seol mulai dengan materi kelas 9. Seol menyuruh In Ho untuk memilih mau mata pelajaran apa dulu karena ia harus mengetes kemampuan In Ho sampai dimana. In Ho protes, kenapa mulai dari pelajaran kelas 9 kan ia lulusan SMA.

“Jadi kau bisa menyelesaikannya tanpa masalah.” Jawab Seol.

Seol kemudian memutuskan untuk mulai dengan pelajaran Bahasa korea. Terpaksalah In Ho mengerjakannya. 


In Ho bersin. Ternyata flu In Ho berat, Seol tak yakin kalau In Ho bisa mengerjakan tes darinya. In Ho yakin kalau ia bisa. Lalu Seol memberinya waktu 60 menit dan Seol mengerjakan
 tugasnya sendiri.


In Ho menatap Seol sambil memegang dadanya dan dadanya tidak berdetak kencang jadi ia menyimpulkan kalau semalam Cuma gara-gara flu. In Ho kesulitan memahami pertanyaannya, ia bertanya pada Seol tapi Seol mengangkat bahunya. In Ho gak jadi melanjutkan malah memainkan ponselnya.


Eun Taek dan Bo Ra di sela-sela rak buku,mereka menunggu Young Gon muncul. Setelah Young Gon muncul, Eun Taek merekamnya diam-diam dan Bo Ra memberitahu Seol.

Young Gon bersama Da Young, mereka masih di depan pintu. Da Young enggan masuk, ia ingin pergi ke tempat lain mumpung ujiannya sudah selesai. Young Gon mengatakan kalau mereka juga bisa kencan di perpustakaan Sekalian belajar. Da Young heran, kenapa tiba-tibaYoung Gon giat belajar. Young Gon mengatakan kalau ia lebih giat dari Da Young dan masuk ke perpustakaan seorang diri.


Seol menerima sms Bo Ra, ia pamit pada In Ho kalau ia harus melakukan pekerjaannya. 


Seol pura-pura menata buku dan Young Gon yang melihatnya langsung mendekat. Bo Ra dan Eun Taek merekamnya dari sela-sela buku. 


Young Gon terus ngoceh tapi Seol diam saja dan terus melakukan kegiatannya menata buku di rak.

“Padahal sudah ada Yoo Jung... apa dia tipemu? Kau selingkuh ya? Kau selingkuh dari Yoo Jung? Kalian berdua sama saja. Wah, sangat tidak adil. Orang-orang menganggapku orang rendahan. Tapi siapa yang rendah sebenarnya? Kau pura-pura baik diluarnya. Dan membodohi orang polos sepertiku. Kau senang membodohi semua orang, kan? Menyenangkan bagimu, kan? Kenapa kau... Kau mengabaikanku sekarang?” celoteh Young Gon.

Sebenarnya Seol sudah tidak kuat tapi ia meyakinkan dirinya sendiri untuk menahannya karena ia butuh bukti.


Young Gon meninggikan suaranya karena Seol terus mengabaikannya. Ia melarang Seol mengabaikannya, ia marah dan menjatuhkan buku-buku dari rak dengan kasar. In Ho melihatnya. Young Gon kabur dan In Ho mengejarnya.


Seol mengejar In Ho untuk menghentikannya. Mereka kemudian keluar dari perpustakaan. In Ho berhasil menarik tas Young Gond an itu membuat Young Gon jatuh. In Ho sudah siap memukul Young Gon tapi dihentikan oleh Seol. Young Gon sempat menendang In Ho sebelum kabur.


Da Young melihat kejadian itu. ia membawa 2 gelas kopi dan langsung menjatuhkannya dengan kesal. Ia mengikuti Young Gon yang lari ketakutan.


In Ho akan mengejar Young Gon tapi Seol menghentikannya. Seol mengatakan kalau In Ho tak boleh memukul Young Gon. In Ho tanya alasannya. Seol menunjuk pada Bo Ra dan Eun Taek yang sedang merekam. Lalu Sel kembali ke perpustakaan dengan kesal. In Ho yang tak tahu apa rencana Seol tak mau disalahkan.

Young Gon mengintip dibalik tembok, Da Young memnaggilnya dari belakang. Sekarang Da Young tahu kalau Young Gon selalu ke perpustakaan gara-gara Seol dan itu membuatnya marah. Young Gon menyangkalnya, ia meyakinkan Da Young kalau ia sangat menyukai Da Young. Da Young tak begitu saja percaya.

“Noona, aku tidak tahu bagaimana bilangnya? Hong Seol masih berpikir kalau aku menyukainya. Saat aku ada di tempat yang sama dengannya. Dia pikir aku mengikutinya.” Jelas Young Gon.

Dan Da Young mempercayainya. Young Gon menambahi kalau ia ke perpus hanya untuk meminjam buku tapi Seol malah memancing perkelahian duluan. Da Young menganggap Seol keterlaluan dan menuduh Seol mempunyai kelainan mental.


Eun Taek mengirim video yang ia rekam pada Jung. Jung tertarik melihat In Ho yang kembali menolong Seol.

“Baek In Ho?” gumamnya.


In Ho sepertinya sudah diberitahu Seol. Menurutnya buku itu tak penting, yang Seol perlu lakukan hanyalah memberi pelajaran pada Yung Gon sampai ia tak bisa mengganggu Seol lagi. In Ho beneran ingin menghabisi Young Gon.

“Maka yang akan kena imbasnya adalah dirimu. Apa kamu tak ingat, kau dipecat dari tempat kursus karena memukul Young Gon.” Jelas Seol.

“Apa ini? Kau memikirkanku?” tanya In Ho.

“Pokoknya hati-hati.” Jawab In Ha.


Orang disebelah In Ho berdiri mungkin mau turun digantikan dengan orang gendut sehingga membuat  kaki In Ho untuk bersentuhan dengan kaki Seol. Jantung In Ho berdetak kencang lagi, ia memilih berdiri dan sat berdiri detakan itu kembali seperti semula.


Seol bertanya kenapa In Ho tiba-tiba berdiri. In Ho mengatakan kalau terlalu sempit. In Ho memintanya membaca saja tak usah mengkhawatirkannya.

In Ho membaca judul buku yang dibaca Seol ‘Sukses dalam bekerja’.

“Kenapa kau membaca gituan? Apa itu bisa membuatmu sukses?” tanya In Ho.
“Iya.” Jawab Seol.
“Kau rajin sekali. Tidak lelah? Hidup seperti itu?”
“Tidak.”
“Benarkah?”
“Bermain piano, bekerja, dan sekarang belajar untuk ujian. Itu lebih berat daripada yang kulakukan.”
“Hidup seperti ini tidak menyenangkan. Rambut anjing, kau yang membuatku jadi begini. “
“Iya, iya. Itu kesalahanku. Kalau begitu lanjutkanlah.”

Kemudian Seol memberikan obat flu ke In Ho, ia beralasan kalau ia tidak mau ketularan. Seol mengatakan kalau ia harus menjaga kesehatannya dan In Ho juga, Seol memaksa In Ho untuk minum saja obatnya , berhenti berlagak sok kuat.

In Ho tersenyum dan memasukkan obat ke sakunya.


Jung makan malam bersama ayahnya. Ayah bertanya bagaimana pekerjaan Jung, jung menjawab kalau semuanya baik. Ayah bertanya lagi, bagaimana hubungan Jung dengan karyawan lain. Jung tak mengerti.

“Aku setuju kau tidak mau bilang siapa kau sebenarnya. Tapi aku sedikit kepikiran. Perilakumu saat ini akan berakibat pada reputasimu kelak. Jadi berhati-hatilah dalam bersikap. Mungkin kau bicara secara personal. Tapi orang lain bisa salah paham. Ada banyak orang yang mengawasimu.” Jelas ayah.

Jung merasa kalau Ayah mendengar sesuatu dari orang lain. Ayah balik bertanya, apa ada yang harus ia dengar dari orang lain. Jung tidak tahu apa dan dari siapa yang ayah dengar. Ayah merasa kalau Jung terlalu sensitive hari ini.

Jung hanya lelah saja, ia rasa ia selalu mengerjakan apa yang ayah minta,, “Tapi kenapa setiap yang kulakukan selalu salah? Apa aku terlihat aneh bagi ayah? Kerena itu ayah gelisah? Sebenarnya ada apa?”

Jung memilih pergi dengan alasan kalau ada yang harus ia lakukan besok.


Jung menyetir, ia mengendurkan dasinya. Jung mengambil ponselnya, sepertinya mau menelfon Seol tapi tak jadi karena ia teringat kata-kata Seol saat di danau.


Malam sudah larut. Telfon rumah Seol berbunyi, ia meminta ayah untuk mengangkatnya, ayah memerintah Seol.

Yang menelfon adalah Young Gon. Young Gon terpaksa melakukan ini karena Seol terus mengabaikan telfon darinya. Ia mengatakan kalau ia yang akan diuntungkan dari kejadian di perpustakaan. Young Gon menebak kalau sikap Seol yang dingin padanya itu karena Da Young. Young Gon berjanji akan segera memutuskan Da Young. Seol mengatai Young Gon gila dan langsung menutup telfonnya.

Ibu bertanya, siapa yang relfon. Seol menjawab kalau itu Cuma telfon salah sambung.


Young Gon kembali menulis online. Ia memulai dengan “Ada wanita yang kusukai, dan sedang kudekati…”

Tapi ia merasa itu kurang, ia berpikir kalau Seol harus melihat bukti kalau Jung selingkuh agar mereka putus. Ia memikirkan hal itu dan teringat akan In Ha, ia bisa minta foto pada In Ha.

“Ah.. kau pintar dan sangat keren.” Puji Young Gon pada dirinya sendiri.


Young Gon mengirim pesan pada In Ha. Ia ingin bukti bahwa In Ha dan Jung adalah sepasang kekasih. Lalu In Ha memilih fotonya bersama Jung yang diambil tahun lalu.


Young Gon berada dotoilet, ia melihat bayangannya sendiri di cermin, ia membanggakan penampilannya. Ia menerima foto yang dikirim In Ha, ia senang banget karena menurutnya ini adalah akhir dari Yoo Jung.

“This is my time.” Kata Young Gon sambil nunjuk cermin.


In Ha juga mengirimkan foto dirinya sebagai bonus, Foto sexy. Young Gon menyukainya sampai menempelkan ponselnya yang menampilkan foto In Ha di pipi. In Ha juga meminta foto Young Gon sebagai tanda pertemanan mereka.


Young Gon memilih foto ter-sexy-nya. In Ha kaget saat membuka pesan Young Gon, ia bahkan menutupi layar ponselnya,,” Apa ini? Apa ini?! dia dapat kepedean ini dari mana?!”

Tapi In Ha membas sambil menutup foto Young Gon,,”aku sangat sedih akhir-akhir ini. aku sangat kesepian. Ini semakin buru karena musim gugur.”   Tapi dalam hatinya ia kesal pada Young Gon.

Young Gon mengajaknya bertemu. In Ha membalas lagi, menanyakan apa Young Gon merindukannya. Young Gon merencanakan untuk mempertemukan In Ha, Jung dan Seol dalam satu tempat. Dan mereka setuju bertemu untuk menyukseskan rencana masing-masing.


Sang Cheol kembali memaksa untuk meminjam laptop Jae Woo dan In Ha melihatnya. In Ha melindungi Jae Woo dari sang Cheol. Ia bahkan berhasil mengusir Sang Cheol.


In Ha melihat-lihat buku Jae Woo, ada sebuah lukisa, ia tahu kalau itu adalah Kandinsky. Jae Woo takjub, apa In Ha mengerti lukisa. In Ha menjawab kalau ia hanya mengerti satu, ya Kandinsky itu.


Sang Cheol masuk ke gedung fakultas, ia melihat Do Hyun lalu minta rokok. Do Hyun menyuruhnya untuk berhenti merokok karena akan membuat penyakit dan wanita juga tak suka sama bau asap rokok. Sang Cheol kesal karena juniornya melawannya.

Sang Cheol mendatangi gadis-gadis minta di traktir, tapi gadis-gadis itu pergi menghindarinya.


Satu-satunya yang tak menghindari Sang Cheol adalah Young Gon yang bersedia saat diajak Sang Cheol minum kopi.

Mereka kemudian duduk di taman. Sang Cheol curhat kalau ia tidak bisa mendapat pekerjaan, semuanya tak berjalan lancar,  dan bahkan Jae Woo saja berani membantahnya. Young Gon hanya menjawab iya, ia sibuk melihat foto sexy In Ha di ponselnya.

“Young Gon, bukankah dunia ini lucu? Ada yang terlahir dengan sendok perak di mulutnya. dan ada yang bisa magang di perusahaan besar. Orang miskin seperti kita harus bekerja kasar dan hidup menderita. Waktu wawancara kerja juga begitu. Kalau kau tidak memakai setelan mahal, kau akan malu. Wanita juga begitu. Wanita sexy hanya mendekati pria yang banyak uang. Hei, aku tidak tahu dengan yang lain. Tapi Jae Woo? Aigoo, semua ini gara-gara uang. Uang bisa menyelesaikan segalanya!” lanjut Sang Cheol.

“entahlah, aku tidak pernah tidak mempunyai uang. Dan juga, aku selalu dikelilingi oleh wanita. Maaf, tapi kita tidak sama.” Jawab Young Gon enteng.

Dan ternyata Young Gon juga mulai mengacuhkan Sang Cheol.

“Oh iya, sunbae. Akan kuberikan satu nasehat. Cepatlah sadar. Sampai kapan kau akan menyalahkan orang lain? Karena itulah Jae Woo sunbae saja sampai meremehkanmu. Sunbae, kau adalah orang yang dipandang rendah oleh semua orang didunia.” Kata Young Gon.

Sang Cheol akan marah. Young Gon berkata kalau Sang Cheol seharusnya membeli kopinya sendiri jangan mengharap geratisan mulu, terus ia pergi.


Seol dipecat dari pekerjaan diperpustakaan karena kejadian kemaren dan karenanya perpus jadi mempunyai citra jelek di mata mahasiswa. Da Young mengintip, dan ia merasa senang.

Eun Taek dan Bo Ra berusaha untuk menghibur Seol. Eun Taek menyarankan agar Seol pergi ke dukun untuk membuang kesialannya. Bo Ra meyakinkan Seol kalau Seol akan segera mendapat pekerjaan paruh waktu lagi. tapi itu terlalu sulit bagi Seol karena ini tengah semester pasti pempat kerja sudah pada penuh.


 “Iya sih. Kalau mencari kerja, kenapa tidak mencari yang mendukung karirmu?” kata Eun Taek.

Bo Ra memukul kepala Eun Taek dengan sendok, kalau ngomong mikir dulu. Karena ini tengah semester maka itu tidak mungkin. Eun Taek menanyai Bo Ra, apa Bo Ra tidak khawatir dengan masa depannya.

Bo Ra menjawab kalau ayahnya akan membukakan ia sebuah toko, ia tidak tahu apa tapi ayahnya akan memenuhi semua keinginannya. Bo Ra balik bertanya, apa Eun Taek tak akan wamil, apa Eun Taek punya mimpi.

“Aku akan bekerja dibidang fashion. Akan kumulai dari modeling.” Jawab Eun Taek.

Tapi bagi Bo Ra da Seol, Eun taek tetaplah “Ho Goo” mereka selamanya.


Bo Ra berjanji akan mencarikan pekerjaan sebagai tutor, ia menyuruh Seol semangat. Eun Taek membagi makanannya pada Seol dan Bo Ra.


Seol berjalan di sekitar kampus, ia menganggap dipecatnya kali ini sebagai hal yang bagus karena  ia jadi bisa focus belajar. Tapi tak semudah itu, ia terlalu capek.

Young Gon mengiriminya foto In Ha dan Jung. Seol sedih.


Seol melamunkan foto itu di perpustakaan. In Ho datang, kali ini adalah jadwal mengajari In Ho. Seol meminta hari ini belajarnya dibatalkan saja, tapi In Ho tak mau. Melihat Seol yang tidak focus, In Ho mendadak mau membatalkan dan mengajak Seol pulang.


Seol berjalan pulang tapi pikirannya melayang memikirkan Jung.

Seol (Narasi): “Sunbae bukanlah orang yang suka berbohong. Percayai dia.”

Seol hampir saja menabrakkan kepalanya di tiang listrik kalau saja In Ho tak menarik kepalanya menghindar.

Seol (Narasi): “Aku tahu ini hanya salah paham. Tapi, foto itu...”


In Ho membuyarkan lamunan Seol. Seol baru menyadari kalau ia sudah dekat dengan rumah. In Ho bertanya, apa yang dipikirkan Seol. Seol bertanya kenapa In Ho bersamanya, apa In Ho mengantarnya. In Ho membantah, ia mengatakan kalau jalan pulangnya searah dengan rumah Seol. Seol melihat kedepan, ia yakin kalau jalan ke rumah In Ho berlawanan. In Ho menyuruhnya untuk melupakannya saja.

In Ho kemudian memberikan senjata yang ia beli untuk Seol.

1. Pepper spray. Untuk menyemprot mata.

2.   Stun Gun, In Ho memperingatkan hati-hati memakainya.

3.     Baton, cara menggunakannya dengan diayunkan.

“Jangan jaga diri pakai buku, pakailah semua itu. Kau tahu siapa yang kumaksud, kan? penguntimu, penguntit.” Ujar In Ho.

Ternyata masih ada satu lagi, 

4.       senter, kalau dipencet tombolnya Akan bunyi.


Seol berterimakasih.

“Apa yang dipikirkan seorang guru sampai meliburkan kelasnya?” tanya In Ho.
“Tidak ada.” Jawab Seol.
“Begitu lagi. Kau sudah berani berkelahi. Jadi kupikir kau sudah lebih baik. Ternyata penyakitmu kambuh lagi. Penyakit "tidak apa-apa"...”
“Membicarakannya juga tidak membuatku merasa lebih baik. Kau juga sibuk dengan urusanmu. Terima kasih untuk ini.”
“Baiklah.”


Seol pergi duluan, In Ho memanggilnya dan menyuruhnya membuka mata. In Ho menyontohkan untuk membelalakkan mata, Seol membelalakkan matanya, In Ho puas dan Seol berjalan ke rumahnya.


In Ho melihat Seol, ia berguman kalau Seol tidak membutuhnyannya,,”Benar, kalau aku jadi dia aku juga tidak akan bergantung pada orang lain.”

Ia kesal, ia berjalan ke arah berlawanan, sampai di depan tiang, ia menendangnya.



8 komentar

avatar

horeee... admin, jjang!!
di eps ini lebih byk momen Seol sama Inho ya, tpi lega juga Seol udh mulai paham sifat Jung, gitu juga Jung yg udh bisa ngerti perasaan Seol... tpi sayang blm bener2 baikan...
Ahh, minggu depan kabarnya gk tayang ya? mesti sabar tgu 2 minggu...-_____-
Trims buat admin yg updatenya kilat sekali...
Semangatt ya... See you~~~

avatar

yaaaaayyy....supeeeer cepaaaadd
gomawo chingu...
recap dramanya jjang ^^

avatar

ma kasih sinopsis nya..mian baru bs koment

avatar

wlw banyk scene inho seneng seol udh mulai mengert sifat jung. pokk nya jd baper😣

avatar

Semakin seru yah..semoga endingnya mereka tetap bersama...aza aza fighting

avatar

di tunggu ya ep berikutnya

jangan lupa visit back
sinopsis drama korea terbaru

avatar

Gak bisa move on dari jung...gak sabar nunggu kelanjutannya *.*

avatar

Mksh min sinopsisnya, gara2 sinopsis Dari mimin aku jd ngikutin drama ini ^^

Click to comment